GRESIK (RadarJatim.id) — Sebanyak sembilan lembaga filantropi sepakat menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik, Jawa Timur untuk mengoptimalkan pelayanan dan solutif terhadap problem keumatan. Kolaborasi lintas sektor itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Sinergi MUI dan lembaga filantropi untuk kemanusiaan dan keumatan di kantor MUI Gresik, Jumat (10/10/2025).
Kesembilan lembaga filantropi dimaksud adalah: LAZNAS Nurul Hayat, LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama), LAZISMU (Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah), YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah), Yatim Mandiri, Dompet Dhuafa, Dompet Qur’an, Al Haramain, dan BMH (Baitul Maal Hidayatullah).
Dalam rapat koordinasi ini, hadir dari unsur MUI Gresik, Wakil Ketua Umum Prof Dr Abdul Chalik, MAg, Sekretaris Umum Makmun, MAg, Ketua Bidang Dakwah Drs Nur Fakih, serta Ketua Komisi Dakwah Ali Sodikin, MPdI.
Sekretaris Umum MUI Gresik Makmun, MAg, menyampaikan terima kasih atas kehadiran para pihak, terutama para pimpinan lembaga filantropi yang beroperasi di wilayah Kabupaten Gresik ini.
“MUI, dalam hal berpandangan, bahwa antara MUI dan lembaga-lembaga filantropi ini ada titik temu, karena MUI ini salah satu fungsi utamanya adalah himayatul dan khodimul umat, yaitu melindungi dan melayani umat,” ungkap Makmun.
Wakil Ketua Umum MUI Gresik Prof Dr Abdul Chalik, MAg, dalam sambutannya mengatakan, bahwa dalam upaya menjawab problem-problem keumatan, tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga saja, namun harus terajut kolaborasi antarlembaga
“MUI Gresik ini, sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang terlihat kecil namun kontinu, dan dampaknya sangat dirasakan oleh umat, seperti membuat pesantren di Rumah Tahanan, bimbingan rohani di rumah sakit, serta bimbingan konseling di Pengadilan Agama,” jelas Wakil Ketua Umum.
Dalam menjalankan program-program itu, lanjut Prof Chalik, juga terus melibatkan para mitra, seperti dengam Baznas dan Nurul Hayat.
Selain program yang sudah berjalan, anjutnya, MUI juga punya banyak konsep kegiatan yang lahir dari permasalahan umat, namun masih tahap perencanaan. Di antaranya Program Pesantren Pasca-Rutan, Kader Keluarga Bahagia, juga Kader Penggerak MUI Desa. Tentu, masih kata Prof Chalik, berbagai program tersebut bisa dikolaborasikan dengan lembaga-lembaga filantropi di Kabupaten Gresik.
Sementara itu, Ketua Forum Zakat Daerah (Fozda) Kabupaten Gresik, Sholikhul Amin, yang juga Kepala Cabang Nurul Hayat Gresik, merespon pentingnya kolaborasi antarlembaga, termasuk antara MUI dan lembaga-lembaga filantropi.
“MUI ini, kalau bisa kita nilai, adalah gudangnya masalah keumatan di Gresik, bahkan sampai buka hotline layanan umat, artinya masalah umat benar-benar jadi perhatian utama MUI,” kata Amin.
Maka, kata Amin, jika MUI sudah punya desain jangka panjang, itu sangat memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan lembaga filantropi yang ada.
“Kami ini, yang tergabung dalam Fozda Gresik saja ada 9 lembaga. Artinya, kami insya Allah cukup kuat. Kekuatannya apa? Ya di zakatnya umat, sedekahnya, dan infaknya. Maka, insya Aallah kami siap berkolaborasi lebih lanjut dengan MUI Gresik,” pungkasnya. (har)







