• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Ormas

PWI Kediri Raya: Karya Trans7 soal Pesantren Tak Penuhi Kaidah Jurnalistik

by Radar Jatim
14 Oktober 2025
in Ormas
0
PWI Kediri Raya: Karya Trans7 soal Pesantren Tak Penuhi Kaidah Jurnalistik

Ketua PWI Kediri Raya, Bambang Iswahyudi.

117
VIEWS

KEDIRI (RadarJatim.id) – Polemik tagar #BoikotTrans7 yang ramai di media sosial (medsos) mendapat perhatian dari kalangan jurnalis daerah. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri Raya, Bambang Iswahyudi, menilai, karya yang menyinggung kehidupan pesantren tersebut tidak memenuhi kaidah jurnalistik.

Menurut Bambang, konten yang menimbulkan polemik itu tidak bisa disebut sebagai produk jurnalistik.

“Kalau itu memang karya jurnalistik, seharusnya ada narasumber yang ditanyakan, seperti santri, wali santri, atau warga sekitar pondok,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Ia menegaskan, dalam setiap karya jurnalistik, harus didampingi dengan unsur konfirmasi hingga menjadikannya sebuah artikel yang keberimbangan.

“Pengambilan gambar dan narasi yang ditampilkan nampak hanya dari sudut pandang pribadi. Kalaupun dianggap tajuk atau opini, seharusnya tetap disertai solusi,” tambahnya.

Bambang juga mengungkapkan, karya tersebut cenderung bersifat personal dan menggiring opini publik, terlebih di dalamnya tidak disertai dengan sumber yang jelas.

“Kalau ditelaah, narasinya mengandung opini penulisnya sendiri. Hal seperti ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, karya jurnalistik, sejatinya harus menghadirkan beragam sudut pandang, termasuk dari pihak-pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa.

“Kalau satu pihak sulit ditemui, wartawan bisa menggali dari sumber lain, seperti santri atau pengurus pondok,” ujarnya.

Ia mengingatkan, bahwa ilmu di dunia pesantren memiliki nilai yang tinggi dan tidak bisa diukur dengan materi.

“Ilmu itu mahal harganya, bahkan tidak bisa ditebus dengan uang. Tradisi mencium tangan guru atau memberikan hadiah adalah bentuk penghormatan, bukan komersialisasi,” terang Bambang.

Bambang mengaku, bahwa dirinya sangat memahami tradisi pesantren yang sangat menjunjung tinggi adab terhadap guru.

“Kalau saya punya guru yang pernah menimba ilmu di Arab, saya akan memberikan hadiah sebagai bentuk hormat. Itu bukan amplop berisi uang semata, tapi simbol penghargaan atas ilmunya,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menilai, video yang menyinggung soal amplop dan guru pesantren itu menimbulkan persepsi negatif terhadap tradisi di dunia pesantren.

“Padahal, bagi kami di dunia pesantren, pemberian itu bisa bermakna sedekah dan bentuk mencari barokah dari sang guru,” kata Bambang.

Ia juga mengingatkan pentingnya kode etik jurnalistik sebagai pedoman utama dalam peliputan berita. Kode etik jurnalistik adalah “kitab sucinya” wartawan. Di situ sudah diatur bagaimana cara kerja, penyusunan, dan penyajian berita secara benar.

Ia menegaskan, bahwa setiap jurnalis wajib mematuhi tahapan sebelum menayangkan berita, mulai dari riset, wawancara, hingga verifikasi.

“Dalam proses jurnalistik itu ada tahapan pengumpulan data, penyusunan naskah, dan penyuntingan oleh editor sebelum ditayangkan,” ujarnya.

Ia menilai, karya yang ditayangkan Trans7 itu mengandung unsur ujaran kebencian terselubung, karena menggiring opini publik untuk memandang negatif dunia pesantren. Padahal, lanjutnya, media seharusnya menjadi jembatan informasi, bukan alat provokasi.

Selain itu, Bambang menyoroti lemahnya penulisan narasi yang tidak mencantumkan sumber pengambilan gambar maupun latar peristiwa.

“Dalam karya jurnalistik, kejelasan sumber sangat penting agar publik bisa menilai objektivitas berita. Wartawan itu mewakili masyarakat untuk menanyakan, bukan untuk menilai. Penilaian biarlah datang dari publik,” katanya.

PWI Kediri Raya, lanjut Bambang, selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, utamanya pada setiap organisasi yang manjadi wadah silaturahmi wartawan di wilayah Kediri Raya untuk menindaklanjuti isu ini.

“Kami terus berkoordinasi dan memberikan masukan agar media lebih berhati-hati dalam mengangkat tema keagamaan,” jelasnya.

Sebagai penutup, Bambang berharap, media nasional lebih memahami konteks budaya dan tradisi pesantren sebelum mempublikasikan karya jurnalistik.

“Opini boleh saja, tapi data dan narasumber harus lengkap. Jangan sampai karya jurnalistik justru menyinggung nilai luhur yang dijaga turun-temurun,” pungkasnya. (rul)

Tags: Kaidah JurnalistikKediri RayaPesantrenPWITrans7

Related Posts

Pelantikan IKA-PMII Kediri Raya: Saatnya Semangat Alumni Kembali Menyala

Pelantikan IKA-PMII Kediri Raya: Saatnya Semangat Alumni Kembali Menyala

by Radar Jatim
12 November 2025
0

KEDIRI (RadarJatim.id) – Suasana Ruang...

CT Turun Tangan ke Lirboyo, Sampaikan Permohonan Maaf dan Pemecatan Penanggung Jawab Xpose Uncensored

CT Turun Tangan ke Lirboyo, Sampaikan Permohonan Maaf dan Pemecatan Penanggung Jawab Xpose Uncensored

by Radar Jatim
23 Oktober 2025
0

KEDIRI (RadarJatim.id) -- Pendiri CT...

Pagar Nusa dan Gasmi Kediri Desak Trans7 Minta Maaf Langsung kepada Kiai Anwar Lirboyo

Pagar Nusa dan Gasmi Kediri Desak Trans7 Minta Maaf Langsung kepada Kiai Anwar Lirboyo

by Radar Jatim
22 Oktober 2025
0

KEDIRI (RadarJatim.id) – Suasana penuh...

Load More
Next Post
Warga Dukun Penjual Pentol dan Es Keliling Kini Tempati Rumah Baru

Warga Dukun Penjual Pentol dan Es Keliling Kini Tempati Rumah Baru

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In