SIDOARJO (RadarJatim.id) — Upaya mewujudkan pendidikan yang ramah bagi semua anak tanpa terkecuali, Himpunan Wanita Disabiitas Indonesi (HWDI) Sidoarjo sebagai mitra dari Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo telah melaksanakan kegiatan Kampanye Pendidikan Inklusif.
Kegiatan tersebut dimulai dengan lomba pembuatan video pendek dari masing-masing sekolah mitra dan dirangkai dengan kegiatan Diseminasi di seluruh gugus sekolah di Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Jabon.
Dipusatkan di SDN Pekarungan Sukodono untuk pelaksanaan tanggal 28 Oktober dan di SDN Jimirahan Jabon tanggal 29 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk memperluas pemahaman serta penerapan prinsip inklusif di lingkungan pendidikan dasar hingga menengah.
Kampanye ini mengangkat tema “Setiap Anak Berhak Belajar Bersama”, sebuah pesan kuat yang menegaskan bahwa perbedaan kemampuan, latar belakang, maupun kondisi fisik tidak boleh menjadi penghalang bagi anak untuk memperoleh hak pendidikan yang setara.
“Pendidikan inklusif bukan hanya tentang menerima anak berkebutuhan khusus di sekolah, tetapi tentang menciptakan lingkungan belajar yang menghargai keberagaman dan memastikan setiap anak dapat berkembang sesuai potensinya,” ujar Harum Kawaludin, S.Pd sebagai Fasilitator Pokja Inklusif
Melalui kegiatan penyebarluasan program yang dilaksanakan di seluruh gugus sekolah, para pendidik dan kepala sekolah diberikan pemahaman serta praktik baik dalam penerapan pembelajaran inklusif.
Materi yang dibahas meliputi strategi pembelajaran adaptif, kolaborasi antar guru, serta dukungan sosial bagi siswa dengan kebutuhan khusus.
Selain diseminasi, kegiatan kampanye juga melaksanakan lomba kreatif seperti lomba poster dan video pendek bertema Pendidikan Inklusif, yang diikuti oleh 10 sekolah yang menjadi sekolah mitra/pilot HWDI, yang sudah dilakukan di awal Oktober.
Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran publik bahwa pendidikan adalah hak semua anak tanpa kecuali.
“Kami berharap gerakan ini tidak berhenti di kegiatan seremonial, tetapi menjadi budaya baru di sekolah-sekolah kita, dan juga akan sekolah-sekolah lain yang ada di satuan Gugus Sukodono maupun Jabon” harap Ni Made Dharmika Satyawati, Program Manager HWDI Sidoarjo.
Ia terangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen HWDI untuk mendukung terciptanya sistem pendidikan yang adil, setara, dan berkeadilan bagi seluruh peserta didik.
“Dengan kolaborasi semua pihak guru, orang tua, dan komunitas diharapkan semangat inklusif dapat tumbuh dan mengakar dalam dunia pendidikan Indonesia,” terangnya.
Sebagai informasi, program kemitraan antara HWDI, INOVASI, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo dilaksanakan mulai bulan Mei 2025 melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penguatan kapasitas guru di Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Jabon yang memiliki murid inklusi.
Menurut data Verval Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Kemendikdasmen tahun 2025, terdapat 2.919 murid berkebutuhan khusus yang tersebar di seluruh sekolah di Sidoarjo.

Namun Sidoarjo mengalami krisis guru pendamping khusus. Hal ini memungkinkan guru reguler mendapatkan pelatihan khusus dalam mendampingi murid ABK. HWDI hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hingga saat ini sebanyak kurang lebih 120 an Guru dan Tenaga Kependidikan telah mendapatkan pelatihan dari HWDI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen HWDI dan INOVASI untuk mendukung terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas, adaptif, setara, dan berkeadilan bagi seluruh
peserta didik.
Dengan kolaborasi semua pihak guru, orang tua, dan komunitas diharapkan semangat inklusif dapat tumbuh dan mengakar dalam dunia pendidikan Indonesia.(mad







