SIDOARJO (RadarJatim.id) — SMA Negeri 1 Taman terus menjadi wadah bagi murid-muridnya untuk mengembangkan keterampilan, kreativitas, serta kepedulian terhadap lingkungan secara mandiri.
Salah satunya yang telah dilakukan adalah ‘Gelar Karya dan Penilaian Pupuk Kompos’ pada Rabu, (19/11/2025) pagi di halaman sekolah.
Melalui kegiatan Kokurikuler kelas X Fase E dengan mengusung tema “Daun untuk Kehidupan”, sebuah program yang berfokus pada pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos bernilai jual.
Proses pembekalannya oleh guru pendamping Nanik Mudjiastutik, M.Pd, sekaligus sebagai narasumber/pemateri dan praktik pembuatan pupuk kompos, program tersebut sudah dimulai sejak bulan September 2025.
Pada sesi kali ini, murid diperkenalkan pada berbagai jenis limbah organik seperti daun kering, kulit buah, serta sisa sayuran, yang dapat dikomposkan menjadi pupuk alami yang ramah lingkungan.
Menurut Nanik Mudjiastutik, pembekalan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung mengenai cara mencacah bahan, mengatur kelembapan, proses fermentasi, hingga teknik pemantauan kematangan kompos.
“Jadi, murid-murid ini melakukan proses pembuatan kompos secara mandiri dalam kelompok. Mereka melakukan pengecekan berkala, pengadukan, serta penambahan bahan organik jika diperlukan,” terangnya.
Lanjutnya, untuk pemantauan rutin dilakukan oleh Tim Kokurikuler (guru pendamping) sekitar dua bulan lebih.
“Setiap minggu, Tim Kokurikuler terus melakukan monitoring terhadap perkembangan proses pengomposan di tiap kelompok untuk memastikan kualitas dan keseragaman hasil,” jelasnya.
Kepala SMA Negeri 1 Taman Dewi Nurmalasari, M.Pd, juga selaku Pembina Kokurikuler, menuturkan kegiatan bertema “Daun untuk Kehidupan” ini dirancang untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
“Murid diajari mendaur ulang sampah organik agar menjadi pupuk yang memiliki nilai jual tinggi. Ini adalah keterampilan yang bermanfaat, baik untuk lingkungan maupun ekonomi kreatif,” tuturnya.

Dukungan dari semua pihak program ini bertujuan memberikan bekal ilmu nyata bagi murid. “Berharap mereka dapat memahami bagaimana limbah daun, dan sisa organik lainnya dapat diubah menjadi produk pupuk yang dapat digunakan maupun dipasarkan,” harap Bu Dewi_sapaan akrabnya.
Ia terangkan, legiatan Kokurikuler pembuatan pupuk kompos ini tidak hanya mencerminkan kreativitas murid, tetapi juga komitmen SMA Negeri 1 Taman dalam menanamkan kepedulian lingkungan dan pembelajaran berbasis proyek.
Melalui program ‘Daun untuk Kehidupan’ murid mampu mengolah limbah organik menjadi produk bermanfaat serta bernilai ekonomi.
” Sebuah langkah kecil namun berarti menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkas Bu Dewi.(mad)







