SIDOARJO (RadarJatim.id) – Warga perumahan Mutiara Regency Desa Banjarbendo, Kecamatan Sidoarjo benar-benar tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya setelah dua kali dilakukan pembatalan rapat dengan Bupati Sidoarjo, H. Subandi dengan jajarannya.
Pembatalan rapat secara mendadak itu direncanakan untuk menindaklanjuti hasil rapat audensi pada tanggal 4 November 2025 tentang integrasi Prasarana, Sarana Ultilitas (PSU) jalan perumahan Mutiara City, Mutiara Regency dan Mutiara Harum diruangan Oops Room Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 20 November 2025 lalu.
Hal itu sesuai dengan surat undangan dari Setda Kabupaten Sidoarjo, nomor : 600.2/1457/438.5.4/2025 yang diterima oleh warga perumahan Mutiara Regency.
“Kami sangat kecewa! Undangan datangnya selalu mendadak. Begitu juga dengan pembatalannya juga mendadak, satu jam sebelum agenda rapat. Dan, ini sudah kedua kalinya pembatalan undangan diberitahukan kepada kami secara tiba-tiba,“ kata Suhartono, Ketua RW 16 perumahan Mutiara Regency.
Atas undangan dari Setda Kabupaten Sidoarjo itu, warga perumahan Mutiara Regency harus menyiapkan waktu dengan tidak berkerja yang tentunya mengurangi pendapatan serta ketidakhadiran di perusahaannya masing-masing.
Kepada awak media, Suhartono menyampaikan bahwa pihaknya sudah meminta pendampingan dua orang ahli dari akademisi untuk memberikan pemaparan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terkait alasan penolakan pembongkaran pagar pembatas perumahan Mutiara Regency.
“Kami sudah berkali-kali menyiapkan dan mengatur waktu 2 orang ahli dari akademisi yang tidak mudah. Karena beliau-beliau juga punya jadwal yang sudah tersusun. Kami juga harus berkali-kali ijin tidak masuk kerja dan tidak dapat mencari nafkah,” sampainya.
Suhartono sangat memahami rasa kecewa warga perumahan Mutiara Regency yang merasa disepelkan dan tidak dihargai sebagai rakyat oleh Pemkab Sidoarjo.
“Sebagai rakyat, kami sudah menghormati Bupati (Sidoarjo, red) dengan berusaha memenuhi undangannya. Namun, sepertinya bupati sangat tidak menghargai waktu yang telah dikorbankan oleh rakyatnya,” tambahnya.
Agar supaya kejadian seperti ini tidak terjadi berulang-ulang, warga mengusulkan untuk mengundang Bupati Sidoarjo dan jajarannya ke perumahan Mutiara Regency. Supaya jadwalnya lebih pasti, serta Bupati Sidoarjo lebih tahu kondisi jalan di perumahan Mutiara Regency yang memang di desain dengan konsep one gate system atau satu pintu.
“Kami usulkan, kami yang akan mengundang Bapak Bupati (Sidoarjo, red) beserta undangan lainnya di tempat kami. Supaya semua undangan tahu kondisi jalan di dalam perumahan Mutiara Regency yang memang dari awal ijin site plan nya untuk satu pintu,” tegasnya.
Penataan kawasan perumahan dan permukiman, Pemkab Sidoarjo diharapkan mengedepankan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) maupun Analisisi Dampak Lalu Lintas (Andalalin) sebelum mengambil keputusan.
Permasalahan banjir hari ini yang semakin meluas di beberapa wilayah, tidak menutup kemungkinan salah satunya disebabkan oleh penataan ruang yang kurang komprehensif.
Serta pemberian izin terkait pengembangan perumahan yang terlalu longgar, sehingga mengabaikan dampak lingkungan maupun dampak sosial dalam waktu mendatang. (mams)







