JAKARTA (RadarJatim.id) – Kabar tak sedap melanda karyawan Giant Supermarket. Sebanyak 395 gerai Giant di seluruh Indonesia dipastikan ditutup pada akhir Juli 2021. Bahkan, di beberapa daerah, seperti Surabaya dan sekitarnya, layanan pasar swalayan ini sudah tutup lebih awal.
Kepastian tutupnya gerap Giant itu disampaikan Head of Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket Tbk, Diky Risbianto, di Jakarta, Kamis (27/5/2021). Manajemen Hero Supermarket yang menaungi Giant Supermarket minta para karyawan untuk melamar kembali untuk disalurkan ke unit-unit perusahaan Hero Group.
Pihak manajemen memastikan seluruh pekerja Giant bakal diefisiensikan. Namun, emiten dengan kode saham HERO ini memastikan, akan membayarkan kompensasi efisiensi di luar ketentuan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.
Selain itu manajemen HERO juga mempersilakan karyawan Giant untuk melamar kembali kerja pada unit-unit perusahaan Hero Group, yang terdiri atas IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
“Dengan berat hati, kami menyampaikan, seluruh karyawan gerai Giant akan terdampak oleh keputusan ini. Anggota karyawan yang terdampak dapat melamar pekerjaan di lini bisnis kami yang lain,” ujar Diky Risbianto.
Ia berharap,, manajemen bisa menyediakan peluang baru bagi para karyawan, seiring dengan pengembangan bisnis di Grup Hero. Dikatakan, HERO akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA. Juga lagi dipertimbangkan, mengonversi sejumlah gerai tersebut menjadi Hero Supermarket.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan, turunnya kinerja bisnis ritel tak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Hal itu karena selama pandemi, ada pembatasan mobilitas masyarakat.
Pandemi, katanya, membuat pergerakan masyarakat dibatasi, sehingga traffic pengunjung ke gerai dengan konsep hypermarket menjadi menurun. Akibatnya, pengelolaan dan pengembangan supermarket pun harus menerima dampaknya.
“Penyebab merosotnya kinerja sektor usaha dengan konsep hypermarket, yakni masyarakat dibatasi mobilitasnya, sehingga cenderung berbelanja di tempat yang terdekat dengan rumah, seperti minimarket dan sejenisnya.” katanya.
Ia menambahkan, pandemi membuat daya beli masyarakat melemah. Adanya pemutusan hubungan kerja dan potongan gaji membuat konsumsi rumah tangga menurun.
Sementara Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebutkan, hampir 3.000 pekerja terancam PHK akibat penutupan gerai Giant. Jumlah tersebut diperoleh berdasarkan laporan Serikat Pekerja Hero Group dan Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia yang merupakan anggota KSPI.
Presiden KSPI, Said Iqbal, mengungkapkan, laporan yang diterimanya juga menyebutkan, penutupan gerai Giant di seluruh Indonesia karena investor Hongkong menarik sahamnya dari Hero Group.
“Ada informasi, penyebab dari tutupnya 80 gerai Giant di seluruh Indonesia adalah akibat ditariknya saham yang berasal dari investor Hongkong dari Hero Group,” kata Said Iqbal melalui siaran persnya, Kamis (27/5/2021).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu, perusahaan juga menyebut alasan penutupan gerai Giant, karena perusahaan ingin lebih fokus ke bisnis retail lainnya seperti IKEA, Hero, dan Guardian.
Sebelum melakukan PHK besar-besaran, Said meminta pimpinan perusahaan untuk merundingkan permasalahan ini dengan Serikat Pekerja Hero Group yang didampingi oleh Dewan Pimpinan Pusat ASPEK Indonesia.
Said juga mengimbau agar pimpinan perusahaan Hero Group tetap mempekerjakan karyawan Giant yang ter-PHK tersebut ke unit perusahaan lainnya milik Hero Group, seperti Hero Supermaket, Guardian, dan IKEA yang ada di seluruh Indonesia. (pas/oke/rj2)







