SIDOARJO (RadarJatim.id) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo melakukan peletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Krian di Kelurahan Tambak Kemerakan, Jum’at (02/07/2021).
Peletakan batu pertama yang dilakukan langsung Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mendapat sorotan dari Bupati Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Sidoarjo, M. Nizar yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengawasi tahapan demi tahapan pembangunan RSUD Krian tersebut.
M. Nizar mengatakan bahwa ada beberapa hal yang mendasari seruannya tersebut, diantaranya nilai kontrak kerjanya relatif minim terkait pembangunan RSUD Krian itu.
“Coba hitung sendiri, pagunya Rp 160 Miliar, kenanya Rp 124 Miliar. Kalau nggak salah penurunannya sekitar 22%,” katanya.
Tokoh masyarakat Kecamatan Krian itu menjelaskan bahwa nilai penawaran yang paling realistis berada di kisaran minus 10 hingga 15 persen dari pagu, sehingga dikhawatirkan akan mengurangi kualitas dan kuantitas bahannya.
“Dari situ saja saya sudah khawatir. Bisa saja kemudian kualitas dan kuantitas bahannya dikurangi,” jelasnya.
Selain itu, ia juga meragukan kredibilitas PT. Permata Yala Persada sebagai kontraktor pelaksana proyek RSUD Sibar yang menurutnya memiliki banyak catatan minor.
“Referensi saya cukup banyak,” tegas Nizar.
Untuk itu, ia menghimbau kepada seluruh warga masyarakat di wilayah Kecamatan Krian, Balongbendo, Tarik, Prambon dan sekitarnya untuk bergandengan tangan melakukan proses pengawasan secara ketat pembangunan RSUD Krian.
Ia berharap warga tidak terlena dan sudah merasa puas dengan dimulainya proses pembangunan proyek ini, karena yang terpenting bukan sekedar RSUD ini berdiri tapi kualitasnya sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan sebelumnya.
“Saya berikan apresiasi pada Wakil Bupati Sidoarjo, Pak Subandi yang sudah memenuhi janjinya untuk melakukan peletakan batu pertama pada hari ini. Tapi ini baru proses awal saja, pengawasan harus tetap dilakukan,” ujar warga Desa Kraton, Kecamatan Krian itu.
Nizar berjanji akan terus melakukan proses pengawasan itu secara rutin, sehingga RSUD Krian berdiri sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
“Kalau perlu 2 hari sekali saya kesini. Dan akan lebih baik lagi jika semakin banyak teman-teman punya kepedulian yang sama,” ujarnya.
Nizar juga mempunyai ide soal nama RSUD Krian itu, yaitu diberi nama Haji Saiful Ilah karena pembangunan RSUD tersebut sudah direncanakan sejak 2018 lalu dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pemerintahan sebelumnya. “Jadi, sepertinya pas kalau RSUD ini diberi nama Haji Saiful Illah,” pungkas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo dari Daerah Pemilihan (Dapil) 3 itu. (imams)







