SIDOARJO (RadarJatim.id) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo satu persatu mulai buka suara terkait lambannya penanganan pandemi Covid-19 yang sudah membuat jatuhnya banyak korban jiwa.
Kali ini desakan disampaikan oleh H. Khoirul Hidayat, Ketua Panitia Kerja (Panja) Penanganan Covid-19 DPRD Kabupaten Sidoarjo saat dikonfirmasi oleh RadarJatim.id melalui telepon selulernya, Selasa (13/07/2021).
Pria yang biasa disapa H. Dayat itu menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo sudah menganggarkan sebesar Rp 90 Milyar untuk penanganan Covid-19 diwilayah Kabupaten Sidoarjo tahun ini.
“Sudah kita anggarkan untuk penanganan Covid-19 dan anggarannya belum habis,” sampainya.
Menanggapi penuhnya Rumah Sakit (RS) rujukan yang sudah tidak mampu menampung pasien Covid-19, anggota dewan dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) itu mendesak Pemkab Sidoarjo untuk segera mendirikan RS Darurat.
Untuk itu, pihaknya mendorong Pemkab Sidoarjo untuk melakukan refocusing anggaran pembangunan yang tidak masuk skala prioritas dengan mengalihkannya untuk penanganan pasien Covid-19.
“Turunkan ego untuk membangun fisik, karena ini urusan nyawa rakyat,” tegasnya.
Mantan Kepala Desa (Kades) Lebo-Kecamatan Sidoarjo itu menuturkan bahwa Pemkab Sidoarjo sudah mendapatkan bantuan 80 tenda dan 100 bed dari Kementrian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) yang diperuntukkan RS Darurat.
Ia juga mendesak Pemkab Sidoarjo untuk merekrut relawan tenaga kesehatan (Nakes) apabila kekurangan saat RS Darurat itu didirikan nantinya.
“Atau bisa juga bekerjasama dengan TNI/Polri dengan memfungsikan MPP (Mall Pelayanan Publik,red) seperti zamannya Almarhum Cak Nur (H. Nur Ahmad Syaifuddin Wakil Bupati Sidoarjo,red) dulu,” ujarnya.
Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sidoarjo itu juga meminta Pemkab Sidoarjo untuk blak-blakan soal ketersediaan bed di RS rujukan yang hanya terpakai sekitar 89 persen dari sekitar 1.300 buah bed, namun kenyataan dilapangan banyak pasien Covid-19 harus muter-muter mencari RS saat akan berobat.
Seharusnya 89 persen dari sekitar 1.300 buah bed yang terpakai, maka ada sekitar 130 buah bed yang tidak terpakai dan tidak seharusnya pasien Covid-19 tertolak serta harus melakukan isolasi mandiri (isoman) dirumahnya masing-masing.
“Besok (Rabu, 14/07/2021) akan kita panggil dinas-dinas terkait. Kita minta mereka blak-blakan soal rumah sakit-rumah sakit mana saja yang bednya masih kosong dari jumlah sekitar 130 buah itu,” pungkasnya. (imams)







