Sidoarjo (radarjatim.id) PT Lapindo Brantas, Inc membantah tudingan Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik dan Advokasi (Pusaka) Fatihul Faizun yang menyebut perusahaan tersebut sebagai biang kerok terjadinya banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin.
Dihubungi via telepon, Humas PT Lapindo Brantas, Inc Muhamad Ihwan mengatakan bahawa genangan air di kedua desa tersebut tak ada kaitannya dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber gas bumi yang digarapnya di sumur TG 6 dan TG 10, Senin (17/2/2020).
“Faktor utamanya adalah curah hujan yang cukup tinggi di Sidoarjo, termasuk di Tanggulangin selama sebulan ini. Jadi ini murni akibat cuaca ekstrem dan tidak ada hubungannya dengan Lapindo Brantas,” kilahnya.
Untuk mempertegas pernyataannya itu, Ihwan bahkan meminta wartawan untuk mengkonfirmasikan pernyataannya tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo agar mendapatkan kejelasan.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa PT Lapindo Brantas, Inc tetap bersedia dilibatkan dalam penanganan masalah banjir di kedua desa tersebut.
“Salah satu buktinya adalah undangan dari BPBD untuk menghadiri pertemuan di Pendopo Kabupaten Sidoarjo dengan agenda utama pembahasan masalah banjir di kedua desa tersebut,” tegasnya.
Hanya saja ia tak bisa menghadiri pertemuan tersebut karena undangannya telat sampai kepada PT Lapindo Brantas, Inc.
“Soalnya undangannya sendiri telat. Acaranya hari ini jam 1 siang, tapi undangannya baru saya terima jam 2 siang,” pungkasnya. (tot/mams)





