SURABAYA (RadarJatim.id) – Sejumlah penjual jajanan anak sekolah menyambut gembira dan rasa syukur berjalannya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Surabaya.
Para penjaja makanan dan minuman yang biasa mangkal di depan sekolah kini pelan-pelan meningkatkan hasil pendapatannya.
Meskipun belum seluruh siswa serentak untuk menjalani PTM, namun kehadiran siswa di sekolah menjadi berkah para penjual makanan. Jualan mereka laku terbeli.
Brodin misalnya, penjual telur gulung yang biasa mangkal di depan SDN Jepara 1 Surabaya ini kini bisa meraup untung lebih. Bila sebelumnya, mereka pasrah dan hanya menantikan pembeli secara acak yang lewat di kawasan sekolah.
Nah, kini puluhan siswa SD kembali menyerbu dagangannya. Brodin merasa seolah bernostalgia dengan para siswa pelanggannya. Maklum saja, sudah setahun lebih dia tak saling bertemu semenjak sekolah daring.
“Alhamdulillah sekarang bisa nambah sekilo untuk bahan telurnya. Saya juga senang bisa ketemu anak-anak langganan saya lagi. Berkah sekali rasanya,” ujar Pak Bro-sapaan akrabnya.
Senada, Udin, penjual minuman yang mangkal di sekolah yang sama, juga merasa bahagia. Awalnya, dia hanya menerima pembeli yang lalu-lalang atau kebetulan lewat. Berjualan mulai jam 7 pagi sampai jam 2 sore, kini dirinya bisa laku hingga 100 cup per hari.
Kini Udin juga bisa pulang lebih awal karena stok minumannya selalu habis cepat. Para siswa dan wali siswa banyak menyerbu minuman teh olahannya yang dijual Rp3000 sampai Rp5000 per cupnya.
“Alhamdulillah laris manis, senang bisa bercengkrama sama anak-anak lagi. Mereka bikin betah berjualan,” ujar Udin.
Seperti diberitakan, PTM terbatas memang telah dilakukan di Surabaya. Untuk jenjang SMP mulai 6 September 2021. Seminggu kemudian, PTM jenjang SMP bertambah. Selanjutnya, mulai 20 September 2021, PTM terbatas mulai dilakukan pada jenjang SD.
“Total SD yang sudah melakukan PTM terbatas mulai Senin sebanyak 112 sekolah, baik negeri maupun swasta. Sedangkan jenjang SMP 213 sekolah. Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya asesmen, karena yang diasesmen sekarang ada sekitar 161 sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, Selasa, 28 September 2021.
Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ini memastikan bahwa pelaksanaan PTM itu dilakukan dengan menerapakan protokol kesehatan yang ketat dan tidak mau berburu-buru membuka PTM sebelum lolos asesmen. Hal ini agar tidak terjadi klaster baru. (Psy)
Pemkab Kediri Mantapkan Strategi Turunkan Angka Anak Tidak Sekolah di Kecamatan Badas
KEDIRI (RadarJatim.id) – Pemerintah Kabupaten...







