BOJONEGORO (RadarJatim.id) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen membangun sumber daya manusia (SDM) Madrasah Diniyah (Madin) melalui peningkatan kualitas keilmuan para santri dan ustadz/ustadzahnya. Komitmen itu berupa penaikan nilai anggaran untuk men-support pengelolaan dan pengembangan pendidikan itu di semua jenjang.
Penegasan itu disampaikan Bupati Bojonegoro, Muawanah, dalam forum “Ngobro Barengl Buk’e” bersama Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) dan para kepala Madin Ula sekabupaten Bojonegoro, Senin (27/9/2021) malam.
Bupati Muawanah yang akrab disapa Bu’e itu menyampaikan, meski awalnya program BPPDGS ditangani pemerintah provinsi, Pemkab Kabupaten Bojonegoro berkomitmen dan bersinergi membangun SDM melalui peningkatan kualitas keilmuan santri dan juga ustadz/ustadzah-nya.
Bentuk komitmen nyata itu dilakukan dengan menambahkan anggaran, baik untuk santri maupun ustadz/dzahnya. Untuk santri jenjang ula, misalnya, per bulan yang semula Rp 15.000 menjadi Rp 25.000, santri wustho yang semula Rp 25.000 menjadi Rp 35.000, dan santri ‘ala dari Rp 35.000 menjadi Rp 45.000. Sementara untuk ustadz/usdzah yang semula Rp 300.000 menjadi Rp 500.000.
Peningkatan anggaran ini tentu diharapkan dapat meningkatkan sumber daya yang dimiliki Madin, baik santrinya maupun ustadz/ustadzah-nya. Ia juga menaruh perhatian tentang perlunya penguasaan dan peningkatan kemampuan IT bagi SDM untuk mendukung proses manajemen dan pembelajaran.
Acara yang dimoderatori Sekretaris Dinas Pendidikan, Lasiran, yang sekaligus Plt Dinas Pendidikan itu, mencoba memantik hadirin yang hadir –melaui virtual zoom– dengan mengawali betapa pentingnya pendidikan Madin dalam menunjang pendidikan formal.
Menurut dia, pendidikan di Madin yang notabene memberikan pendidikan pada penguatan bidang agama, menjadi penting sebagai mengawal moral bangsa di tengah membanjirnya budaya yang tidak inheren dengan nilai-nilai dan budaya bangsa.
Pada kesempatan yang sama, Khuzaini, selaku sesepuh pendidikan Bojonegoro, menyambut baik pertemuan ini. Ia berharap, hal itu dapat dilakukan secara berkala agar terjadi sinergitas antara Madin dan pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Ia menyambut baik usulan dari beberapa FKDT dan kepala Madin, baik perihal administrasi dan kualitas SDM Madin, khususnya berkaitan dengan digitalisasi. Karena itu, ia meminta FKDT Kabupaten menginisiasi kegiatan tersebut. (zid)







