SIDOARJO (Radarjatim.id-Walaupun lulusan sekolah kejuruan, namun kompetensi dengan standar industri wajib dijalankan. Karena tuntutan jaman yang penuh dengan digitalisiasi. Perkembangan teknologi, khususnya bagi dunia industri yang kini sudah menuntut karyawannya bisa ahli dengan kompetensinya yang sesuai standar. Agar kondisi tersebut bisa terwujud, SMK Senopati Sidati Sidoarjo meresmikan Tefa (Teaching Factory) kompetensi keahlian.
Kompetensi tersebut meliputi, TKRO (Teknik Kendaraan Ringan Otomotif), TBSM (Teknik Bisnis Sepeda Motor), TKJ (Teknik Komputer Jaringan), RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dan OTKP (Otomatisasi Tata Kelola Pekantoran).

` Prosesi peresmiannya oleh Kepala Dinas Pendidikan Jatim yang diwakili oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim wilayah Sidoarjo-Surabaya, Drs Lutfi Isa Ansori MM bersama jajaran dari Dindik Jatim serta didampingi pula oleh Kepala SMK Senopati Sedati, Asma Lutfah SPd, pada Rabu (8/12/2021) siang.
Lutfi Isa Ansori menjelaskan kalau setiap siswa SMK itu kalau lulus biasanya ingin segera bisa bekerja. Makanya mereka butuh kompetensi, butuh tambahan meningkatkan keahliannya. “Bila sekolah bekerjasama dengan dunia indutri seperti sekarang ini, yang dilanjut dengan membuat Tefa-tefa sesuai dengan program keahlian yang ada, akan terwujudkan kualitas lulusan yang sesuai standar industri,” jelas Lutfi Isa Ansori.
Kepala SMK Senopati Sidoarjo Asma Lutfah juga menjelaskan kalau setiap jurasan atau keahlian tersebut sudah mempunyai link masing-masing dengan industri yang berkualitas. Diantaranya, TKRO sudah mempunyai kerjsama dengan Auto 2000, TBSM sudah kerjsama dengan Ahas Metrapolis, OTKP juga kerjasama dengan Kecamatan Sedati dan kantor Bea Cukai tersmasuk juga dengan dinas koperasi. “Bahkan untuk TKJ dan RPL kami juga sudah kerjasama dengan BBMTK,” jelas Asma Lutfah.

Dengan adanya kerjasama tersebut, secara otomatis kualitas siswa kami juga meningkat. Bahkan sudah sesuai dengan standar industri, karena yang membina dan yang mengajari mereka juga langsung dari industri yang bersangkutan. “Oleh karena itu, kami berani melayani umum, dan alhmadulillah kami sudah training selama dua bulan sudah menservice sekitar 50 sepeda motor, dan 5 mobil yang sudah diservice olah siswa-siswa kami,” ungkapnya bangga.
Lanjutnya, bahkan kami belanja sebanyak 500 ribu kue, dalam dua hari sudah habis. “Alhamdulillah untuk pemasaran kami juga bisa diterima oleh masyarakat, termasuk harga minyak ditempat kami juga lebih rendah dari pasaran di luar, sehingga habis diborong oleh wali murid,” ujar Asma Lutfah.

“Karena ini program Tefa, maka untuk petugasnya juga harus bergantian, biar ilmu dan pengalamannya bisa merata. Kalau tidak bergantian yang pintar akan siswa itu-itu saja. Jadi mereka siswa kelas X, XI dan XII digilir bergantian dengan pendampingan petugas langsung dari dunia industri yang sudah kerjasama dengan kami,” terangnya. (aim)







