
Sidoarjo (radarjatim.id) Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Barat (RSUD Sibar) hingga akhir tahun 2020 ini diperkirakan hanya sampai tahap pengurukan dan pemasangan tiang pancang saja.
Hal itu disampaikan oleh Ali Afandi, anggota Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Sidoarjo saat ditemui dikantornya, Rabu (13/5/2020).
Ali Afandi mengatakan bahwa perhitungannya berdasarkan tenggat waktu pembangunan RSUD Sibar yang dimulai pada pertengahan bulan Oktober tahun 2020 ini atau hanya tersisa 2,5 bulan saja.
“Apalagi luasan areal pembangunannya mencapai 3,5 hektar,” katanya.
Ali Afandi yang juga seorang kontraktor itu mengungkapkan bahwa hasil itu adalah perhitungan paling realistis karena lahan lokasi pembangunan RSUD Sibar yang berada di Desa Kemerakan, Kecamatan Krian tersebut masih berupa hamparan tanah kosong.
Sehingga perlu ditangani secara khusus sebelum memulai proses pendirian bangunannya, perlu pengurukkan, pemerataan tanah dan perlu adanya pemadatan tanah.
“Khan harus diurug dulu, setelah itu diratakan dan perlu ada proses pemadatan. Tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat,” ungkapnya.
Setelah itu baru bisa dilakukan pemasangan tiang pancang yang menjadi pondasi bangunan diatasnya sehingga bangunan bisa menjadi kuat dan kokoh.
“Ini saya masih belum tahu gambarnya, lho. Hanya memperkirakan saja berdasarkan standard umum rumah sakit,” tambahnya.
Ia menyarankan, walapun RSUD Sibar tersebut tipe C namun struktur bangunannya harus tipe A untuk mengantasipasi perkembangannya yang tidak menutup kemungkinan akan mengalami peningkatan tipe di tahun-tahun mendatang.
Dengan begitu pihak pengelolah RSUD Sibar tinggal menambah prasarana medisnya saja sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Tanpa perlu mengubah struktur bangunannya jika mengalami peningkatan tipe,” terangnya.
Menurutnya bahwa pembangunan fisik gedung RSUD Sibar yang akan dimulai pada pertengahan Oktober mendatang, jika dipaksakan satu bagian yang bisa langsung memberikan pelayanan pada warga setempat akan membutuhkan kerja keras.
“Gimana ya, bisa saja target itu terpenuhi tapi perlu kerja yang sangat keras. Entah bagaimana kualitas bangunannya nanti,” pungkasnya. (mams)






