Oleh Nanang Haromain
Ada yang berbeda di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) Sidoarjo 2 (Candi, Tanggulangin, Porong dan Jabon) yaitu dengan bertambahnya alokasi kursi dari Pemilu sebelumnya 8 kursi menjadi 9 kursi. Ini merupahkan angin segar bagi partai politik (parpol) yang belum dapat kursi di Pemilu 2019 kemarin, seperti Golkar dan Nasdem untuk berebut kursi tambahan ini.
Persaingan di Dapil Sidoarjo 2 ini juga diwarnai dengan didaftarkannya seorang Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) oleh dua parpol. Rebutan Bacaleg ini pastinya juga bakal berimbas kepada perolehan suara di Dapil 2 tersebut.
PKB sebagai pemenang Pemilu 2019 di Dapil Sidoarjo 2 kemarin berkeinginan kuat menambah 1 kursi lagi. Dengan total suara 61.564, PKB meraih 3 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo. Kalau untuk menambah 1 kursi lagi, minimal harus menambah 12 ribuan suara lagi. Target yang tidak terlalu sulit, mengingat komposisi Bacaleg yang diusung PKB semuanya terlihat mumpuni.
Tiga incumbent PKB, yaitu Hj. Ainun Jariyah, M. Rojik dan Hamzah berpeluang terpilih kembali. Selain ketokohannya yang kuat, ketiganya juga mempunyai basis massa yang solid. Hj. Ainun Jariyah dengan barisan muslimatnya yang loyal, sementara Cak Rojik dikenal sebagai penguasa tunggal Kecamatan Jabon yang posisinya tidak akan tergoyahkan oleh siapapun.
Meski di Pemilu 2024 nanti, PKB Kehilangan dua orang yang kemarin menyumbang suara besar, yaitu Isa Hasanudin dan M. Mohammad Maksum. Namun yang menggantikannya juga bukan orang sembarangan, ada nama H. Wahyudin yang di Pemilu 2019 kemarin sukses duduk di kursi dewan mewakili PKB dari Dapil Sidoarjo 1. Di Pemilu 2024 kali ini, H. Wahyudin pulang ke kampung asalnya di Porong untuk bertarung di Dapil Sidoarjo 2.
Salah satu tambahan amunisi berbobot PKB lainnya adalah kembalinya Choirul Anam, mantan Kepala Desa (Kades) Banjarpanji-Kecamatan Tanggulangin. Dalam pemilu tahun 2004, Cak Anam pernah meraih 12.000 suara.
Kecamatan Tanggulangin adalah simpul kekuatan PKB untuk mendulang kursi di Dapil Sidoarjo 2. Ada 3 incumbent PKB yang bermukim di Tanggulangin, ditambah Bacaleg unggulan yang merupakan santri Bumi Sholawat, yaitu Sutaji.
Yang menjadi handicap dari PKB untuk meraih 4 kursi adalah tidak adanya jago kuat PKB dari Kecamatan Candi. Dengan DPT yang mendekati angka 110 ribuan, Candi merupakan lumbung suara besar yang selama ini menjadi garapan utama Gerindra. Kalau saja PKB bisa mengambil ceruk suara yang lebih di Candi, 4 kursi bukanlah hal yang sulit.
Gerindra sendiri juga menargetkan menambah kursi, dari sebelumnya 2 kursi menjadi 3 kursi. Perlu kerja politik yang lebih untuk memenuhi target tersebut. Kehilangan Mimik Hidayana, pemilik suara 20.746 ribu di Pemilu 2019 yang kali ini naik ke tingkat DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) harus betul-betul tercover oleh calon-calon kuat Gerindra lainnya.
Gerindra masih harus menambah suara di atas 20 ribuan lagi untuk bisa menjadikan tiga dewan Gerindra dari dari Dapil Sidoarjo 2 ini.
H. Bambang Pujianto masih menjadi tumpuan. Incumbent Gerindra ini akan bahu membahu dengan pendatang baru potensial Gerindra, seperti Zayyin yang merupakan orang kepercayaan dari tokoh DPP Gerindra. Ada nama Sumarsono atau biasa disapa Pak Black, orang dibelakang layar kesuksesan Rahmat Muhajirin selama ini. Gerindra juga mengusung tokoh muda Candi, Izzudin Kahfi.
Kunci bagi Gerindra untuk menambah kursi, selain mempertahankan Candi sebagai basis pendulang suara, Gerindra juga harus fokus menggarap kecamatan lainnya, seperti Jabon, Porong dan Tanggunglangin.
PDIP dan PAN juga berambisi merebut 1 kursi tambahan ini. Menjadi menarik terkait dengan adanya nama Dedy Rahmadani atau biasa disebut Dedy Jepang. Bacaleg yang pada Pemilu 2019 ini memperoleh suara 6.400 menjadi rebutan antara PDIP dan PAN, setelah kedua partai ini sama-sama mendaftarkan nama Dedy Jepang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo. Ini berkaitan dengan potensi penambahan kursi di kedua partai tersebut.
PDIP pada Pemilu 2019 memperoleh suara 27.726 tinggal menambah sedikit lagi suara untuk mendapatkan 2 kursi, bakal kesulitan seandainya Dedy Jepang pindah ke PAN. Karena PAN sendiri juga berpeluang menambah 1 kursi lagi. Kepastian kemana Dedy Jepang bakal berlabuh, menunggu pada proses verifikasi administrasi persyaratan Bacaleg oleh KPU Sidoarjo nanti. Nantinya bacaleg tersebut hanya diperbolehkan didaftarkan oleh satu parpol, sedangkan yang ditinggalkan akan diberi kesempatan melakukan perbaikan.
Satu kursi tambahan ini juga menjadi harapan bagi Golkar dan Nasdem yang di Pemilu kemarin gagal mendapatkan kursi. Golkar kali ini mengusung jagoan Adiel Muhammad Kanantha, putra dari politisi senior Golkar, Adies Kadir. Sementara Nasdem ada Gus Affa dan Jasmuri, tokoh pemuda Muhamdiyah serta Bakirok yang merupakan dedengkot barisan suporter Deltras Sidoarjo. (*)
*) Nanang Haromain, Pengamat Politik dan Mantan Komisioner KPU Sidoarjo, tinggal di Sidoarjo.
