• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 10 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Esai/Kolom

Ariel Ramadhan dan Kedalaman Warna Laut Dalam

by Radar Jatim
6 Agustus 2025
in Esai/Kolom, Sastra/Budaya
0
Ariel Ramadhan dan Kedalaman Warna Laut Dalam
156
VIEWS

Oleh Anang Prasetyo

“Sumber informasi sangat banyak dan beragam, sementara orang menginginkan keutuhan dan kepaduan”. (Howard Gardner , Five Mind for The Future – h. 48 : 2007)

Dialah Ariel Ramadhan yang kini beranjak dewasa. Membaca Ariel sebagai sebuah buku, tentu ayah bundanya yang memiliki bacaan lebih lengkap. Itu pasti. Tapi, mungkin saya adalah salah satu pembaca yang ikut membaca Ariel, dalam alfabet A B C D, sampai huruf L-lah, setidaknya.

Ini penting saya kemukakan, sebab sebelum ini saya sudah mengulas Ariel Ramadhan secara panjang lebar. Tulisan saya waktu itu di-nawaitu-kan menjadi sebuah buku. Bukan sebagai artikel lepas.

Dengan demikian, terus terang saja, tatkala sang guru pembina Arik S. Wartono meminta saya kembali menuliskan tentang Ariel, saya harus ambil nafas dalam-dalam. Sebab, berdasarkan pengalaman, menulis tentang Ariel butuh pendalaman dan peneguhan atas nilai-nilai. Bukan semata secara psikologis, namun juga di dalam diamnya Ariel, ada letupan spiritualitas yang sungguh dalam, ibarat lautan dalam.

Akhirnya, setelah melalui sholat Tasbih, senjata andalan yang dipakai juga oleh Arik S. Wartono dalam membina setiap muridnya di Sanggar DAUN, barulah terungkap. Pelabuhan hatinya Ariel menjadi terbaca. Lukisan-lukisannya yang terbaru yang akan dipamerkan secara tunggal di Galeri Merah Putih Balai Pemuda Surabaya, tanggal 9 sampai dengan 14 Agustus 2025, seakan kita diajak menyelam lebih jauh sampai ke dasar lautan dalam.

Seolah kita dipaksa Ariel Ramadhan untuk mengambil nafas panjang dan sedalam-dalamnya, sebelum kita menyelam ke dasar lautan.

Meskipun, lukisan awalnya sudah menyiratkan pemandangan bawah laut, namun bawah lautnya itu kini, kita dipaksa untuk menyelam lebih dalam lagi. Jika mencermati karya Ariel yang berjudul,
“Laut Dalam Tiga Kantong Plastik“, cat akrilik di atas kanvas 100×150 cm, 2025. Warnanya sungguh menyiratkan, bahwa itu warna laut dalam, sehingga eksplorasi kreatif Ariel benar-benar mengondisikan pemirsanya untuk memasuki kedalaman segara yang dalam.

Tatkala Prof Djuli Djatiprambudi dalam obrolan di beranda rumahnya di tahun 2023 menyampaikan, bahwa seni itu mencapai puncak fungsinya adalah tatkala ia menjadi solusi bagi kehidupan manusia, maka jika itu dijadikan landasan metodologis lukisan Ariel dengan “tiga tas kresek hitam di dasar lautan” tadi, Ariel secara bernas mengajak kita untuk tafakkur dan tadzakkur sekaligus.

Di situlah yang saya maksud, bahwa lukisan Ariel periode sekarang mengajak kita untuk menyelami persoalan lingkungan alam secara lebih mendalam. Betapa kerusakan ekosistem lautan yang terjadi begitu parah. Persoalan plastik yang dia urai dalam karya lukisan itu menjadi sangat kuat pesannya, karena Ariel berhasil menarasikannya dengan penjiwaan yang kukuh dan mendalam.

Ariel Ramadhan

Lalu apa hubungannya dengan pendapat di tulisan awal Howard Gardner, pakar pendidikan itu? Di sinilah letak ketajaman mata batin Ariel membaca persoalan. Sudah terlalu banyak informasi dan beragam tentang kerusakan ekosistem lautan, tapi keutuhan dan kepaduan sebagaimana yang dimaksud Howard Gardner, belum diperoleh literasi dan pemahaman oleh masyarakat Indonesia. Khususnya dalam penanganan kasus rusaknya alam lautan. Sehingga Ariel, sekali lagi, dengan “Segara Warna“-nya yang mendalam, penuh dengan perenungan yang mendalam untuk menyelami persoalan secara utuh dan padu.

Warna-warni lukisannya kini semakin kompleks dan menjadi “sangat dalam”. Ini barangkali dengan semakin bertambahnya usia Ariel, dia kini mendapatkan pencerahan spiritual yang enlightenment.

Ariel mengajak kita menyelami persoalan secara lebih arif dan bijaksana. Persis seperti harapan Howard Gardner tatkala dia menuliskan: “Mungkin manusia tidak akan memiliki kemampuan memprediksi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, atau mungkin kita akan membutuhkan ancaman-ancaman yang jauh lebih langsung lagi terhadap kelangsungan hidup kita, supaya kita sadar bahwa kita harus membuat tujuan yang sama dengan manusia lain.” (h. 171. 2007)

Sebab, seakan-akan persoalan tentang rusaknya alam laut tadi dianggap hal yang biasa terjadi. Di situlah letaknya. Ariel –sekali lagi– menempatkan empatinya pada lautan yang kian merana. Dalam “kaca matanya”, baru ada 3 kotoran. Itu baru yang nampak. Yang terjadi, sebagaimana fenomena gunung es, tentu lebih banyak lagi kotoran yang bertumpuk.

Pencapaian visual Ariel Ramadhan kini seperti yang pernah ditulis seniman Mulyono dengan objek lingkungan pantai di pantai Brumbun Tulungagung. Dia mengatakan demikian: “Dengan demikian, maka kerja seni rupa juga termasuk media riset partisipatori. Setiap orang bisa menguasai gambar dan gambar bisa digunakan sebagai media sosial yang dihadapi”. ( h.30)

Saya berharap dengan sungguh-sungguh, bahwa kepekaan Ariel yang semakin mendalam tadi, baik warna dan tema, harus disertai dengan riset lebih komprehensif. Dengan demikian, capaian visualnya suatu saat disinergikan dengan elemen sosial lainnya, baik ilmuwan, pekerja sosial, atau relawan pembersih lautan dan lainnya.

Pada gilirannya, akan selaras dengan tema pameran “Segara Warna” Ariel yang semakin cerdas dengan intelektualnya. Dan, visual karya-karyanya mesti diupayakan mampu memberikan solusi bagi masyarakat dalam artian lebih luas. Proyek-proyek sosial sudah harus Ariel pikirkan. Sebab, harga lukisannya, sepertinya, sudah mencapai tahapan dia melakukan gerakan sosial dimaksud.

Pada salah satu pameran ArtJog pernah diketengahkan proyek pembuatan terumbu karang. Demikian pula tatkala perupa Dadang Christanto menenggelamkan patung-patungnya, untuk dijadikan pemandangan bawah laut, itu adalah gerakan solutif bagi penyelamatan lingkungan laut, sebagaimana tesis Djuli Djatiprambudi di atas.

Maka, selamat mas Ariel Ramadhan. Tetap dan teruslah melangkah dengan lukisanmu. Jelajahilah dalamnya samudra yang luas. Eksplorasilah laut yang dalam itu, dengan beragam dimensinya, dengan kompleksitas persoalan lautnya. Kedaulatan lautnya Indonesia. Ketahanan bangsa ini sebagai bangsa maritim harus terus diperjuangkan dan dinarasikan dengan visualmu yang dahsyat. Sebab, itu memiliki nilai peradaban kelautan yang sungguh bernilai pendidikan yang berkeadaban.

Sebagai penutup, saya demikian terhenyak dengan tulisan Saiful Hadjar di pengantar pameran tunggal Azzahra Adiva di Galeri Merah Putih 26 Juli 2025. Dalam pameran tunggal anak sanggar DAUN asuhan Arik S. Wartono itu, dia menulis demikian:

“Sementara kebudayaan sejatinya pendidikan, mencipta ruang bermain sebagai sistem berpikir (ideologi) dalam proses menyempurnakan harkat dan martabat kemanusiaan, membangun peradaban seiring dengan tantangan zaman.”

Maka demikianlah, kebudayaan adalah pendidikan sebagaimana yang dimaksud Saiful Hadjar itu, kini dimainkan narasinya dengan bernas oleh pembina sanggar DAUN Arik S. Wartono, yang demikian kuat. Pendidikan yang berlangsung di Sanggar DAUN menyiratkan hal itu. Dia ingin meneguhkan peradaban Maritim Nusantara sebagai pemegang ideologi utama dunia.

Demikian pula, kedalaman hati yang sama juga dimiliki Ariel Ramadhan. Dia harus semakin “nyegara“. Jiwanya sudah mendalam dengan segala warnanya, maka tempuhlah laku-lampahmu di dasar samudera yang hening dan tenang. Doa Pak Anang menyertaimu dalam diam. Insya Allah … Insya Allah …. (*)

*) Anang Prasetyo, Guru dan Pelukis, sedang menggiatkan diri untuk mengajak anak-anak Menggambar Kakbah di Makkah dengan Umroh.

Sumber bacaan:

  1. Five Minds for the Future, Lima Jenis Pikiran yang Penting di Masa Depan, Howard Gardner, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007;
  2. Pak Moel Guru Nggambar, Moelyono, INSIST Press, Yogyakarta, 2005;
  3. Kata Pengantar Saiful Hadjar dalam katalog pameran tunggal Azzahra Adiva, 2025.
Tags: Anang PrasetyoAriel RamadhanKedalaman WarnaLaut DalamPameran Lukisan

Related Posts

Membaca Anak Peradaban

Membaca Anak Peradaban

by Radar Jatim
30 November 2025
0

oleh Arik S. Wartono Pameran...

Kantong Plastik, Relief, Sampai Tafsir Kontemplatif dalam Pameran ‘Tiga Masa’

Kantong Plastik, Relief, Sampai Tafsir Kontemplatif dalam Pameran ‘Tiga Masa’

by Radar Jatim
24 Agustus 2025
0

(Jungkir Balik Memahami Karya Ariel...

Dialog Lintas Generasi dalam Satu Pameran: Ariel Ramadhan, Arik S. Wartono, Saiful Hadjar

Dialog Lintas Generasi dalam Satu Pameran: Ariel Ramadhan, Arik S. Wartono, Saiful Hadjar

by Radar Jatim
21 Agustus 2025
0

Catatan Henri Nurcahyo Ini pameran...

Load More
Next Post
Karantina Jatim Gandeng Ombudsman, Perkuat Layanan Publik

Karantina Jatim Gandeng Ombudsman, Perkuat Layanan Publik

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In