SIDOARJO (RadarJatim.id) – Kondisi sungai sekunder di Desa Krembangan, kecamatan Taman yang alirannya mengarah ke sungai Tawangsari untuk bahan baku Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Tawangsari,Taman kondisinya memprihatinkan. Founder BHS Peduli, Ir H. Bambang Haryo Soekartono merasa prihatin atas hal itu.
Kondisi sungai terlihat dipenuhi tanaman eceng gondok dan tanaman air lainnya. Kondisi ini diperparah permukaan sungai yang penuh sampah.Warga di sekitar tersebut kerap dibuat kelabakan lantaran kendati dibersihkan namun tak lama berlangsung kondisinya kembali penuh sampah dan eceng gondok.

“Saya sangat prihatin, kondisi sungai sekunder di Desa Krembangan Kecamatan Taman yang telah ditumbuhi secara penuh eceng gondok. Dan ternyata eceng gondok, sampah dan sebagainya juga memenuhi sebagian besar aliran di sungai sekunder tersebut,” ujar Ir H Bambang Haryo Soekartono, Founder BHS Peduli, Rabu (30/08/2023).
Padahal sungai sekunder tersebut diketahui menjadi bahan baku utama untuk PDAM Delta Tirta berproduksi air minum untuk kepentingan masyarakat Sidoarjo. Dewan Pakar DPP Partai Geridnra ini menegaskan seharusnya sungai tersebut kondisinya bersih dari kotoran dan selalu lancar.
“Kedalaman sungaipun yang seharusnya sekitar 5 meter standar sungai sekunder saat ini tinggal setengah meter,” tambah anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Ditegaskan, seharusnya sungai dimaksimalkan manfaatnya. Dimana fungsi sungai sebagai pertama tempat penampungan air agar wilayah sekitarnya tidak banjir, untuk pengairan ke sawah – sawah warga di sekitar bantaran sungai, Untuk PDAM sebagai air minum.
Saat itu, BHS meninjau langsung kondisi sungai yang penuh eceng gondok dan sawah ditemani Pratama Yudhiarto atau yang akrab disapa Mas Tama, dan Tim BHS Peduli Andri Chrystanto (ACT).
“Sungai juga bisa untuk budidaya ikan dengan kerambah dan sebagai tempat pariwisata penghilang stress dan juga sebagai media untuk transportasi air,” terang Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini.
Pihaknya mendorong agar sungai tersebut harus bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dan pemerintah kabupaten harusnya bisa menangani sekaligus mengkoordinasikan dengan balai besar wilayah sungai brantas atau pihak terkait lainnya untuk pembersihan serta normalisasi sungai tersebut.
“Apalagi dalam waktu dekat sudah mulai turun hujan dan membahayakan karena genangan air akan berdampak di wilayah penduduk sekitar bantaran sungai. Karena Sidoarjo sudah mendapatkan predikat yang baik di bidang lingkungan, sudah seharusnya permasalahan tersebut tidak boleh ada di Sidoarjo. Maka saya akan mendukung untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut,” pungkas alumni ITS ini.(RJ01/RED)







