KEDIRI (RadarJatim.id) – Setelah sempat vakum sejak Juni 2025, Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur akhirnya kembali beroperasi. Penerbangan perdana dibuka pada Senin (10/11/2025) dengan maskapai Super Air Jet sebagai pembuka rute komersial pertama pascaperawatan bandara tersebut.
Bandara yang berada di lereng Gunung Wilis itu sebelumnya menghentikan sementara seluruh kegiatan penerbangan untuk keperluan maintenance fasilitas utama, termasuk sistem navigasi dan landasan pacu. Kini, Bandara Dhoho kembali melayani penerbangan reguler dengan fasilitas yang lebih optimal.
Maskapai Super Air Jet, bagian dari Lion Group, menjadi operator pertama yang membuka kembali rute penerbangan Jakarta (CGK) – Kediri (DHX) dan sebaliknya. Pesawat Airbus A320-200 digunakan dalam penerbangan perdana tersebut.
Super Air Jet dijadwalkan melayani penerbangan tiga kali seminggu, yakni setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Jadwal ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi udara langsung dari Kediri menuju ibu kota.
Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI), Maksin Arisandi, menyebut penerbangan perdana ini menandai kesiapan penuh Bandara Dhoho setelah melalui masa evaluasi dan perawatan.
“Seluruh sistem bandara telah melalui proses perawatan dan pengujian ketat. Kami memastikan setiap aspek keselamatan, kenyamanan, dan pelayanan penumpang berjalan sesuai standar nasional dan internasional,” ujar Maksin.
Ia menambahkan, kembalinya Bandara Dhoho beroperasi bukan hanya tentang layanan penerbangan, tetapi juga tentang peran strategis bandara dalam menggerakkan roda ekonomi di wilayah selatan Jawa Timur.
“Bandara Dhoho adalah proyek strategis nasional yang kami bangun bersama PT Gudang Garam Tbk untuk mendukung pemerataan ekonomi. Kami ingin kehadiran bandara ini benar-benar berdampak pada masyarakat sekitar,” katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur Lion Group, Kapten Daniel Putut Kuncoro Adi, mengatakan, keputusan membuka kembali penerbangan ke Kediri merupakan bentuk komitmen Lion Group dalam memperluas jaringan penerbangan domestik.
“Kediri memiliki potensi besar, baik di sektor bisnis, pendidikan, maupun pariwisata. Kami optimistis rute ini akan menjadi salah satu jalur penting di Jawa Timur bagian selatan,” kata Daniel.
Ia menambahkan, Super Air Jet menargetkan penerbangan ke Kediri dapat menjadi alternatif utama bagi masyarakat yang selama ini harus menempuh perjalanan darat panjang menuju Bandara Juanda di Surabaya.
“Kami ingin menghadirkan penerbangan yang efisien, nyaman, dan terjangkau. Ini langkah awal untuk memperkuat konektivitas antardaerah,” imbuhnya.
Penerbangan perdana ini juga dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Kediri, dan Bupati Trenggalek. Kehadiran para pejabat tersebut menegaskan dukungan pemerintah daerah terhadap keberlanjutan operasional Bandara Dhoho.
Emil Dardak dalam sambutannya mengatakan, keberadaan Bandara Dhoho memiliki nilai strategis bagi pemerataan pembangunan wilayah selatan Jawa Timur.
“Dengan kembali beroperasinya Bandara Dhoho, akses transportasi masyarakat menjadi lebih mudah, dan peluang investasi di kawasan ini akan semakin terbuka,” kata Emil.
Bandara Dhoho Kediri merupakan salah satu proyek infrastruktur besar yang digarap PT Gudang Garam Tbk melalui anak perusahaannya, PT Surya Dhoho Investama. Proyek ini sekaligus menjadi bandara pertama di Indonesia yang sepenuhnya dibangun oleh pihak swasta dengan dukungan pemerintah.
Selain untuk penerbangan komersial, Bandara Dhoho juga disiapkan untuk mendukung distribusi logistik dan potensi pariwisata di kawasan Kediri Raya. Pemerintah berharap, keberadaan bandara ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperluas akses mobilitas masyarakat.
Dengan kembalinya aktivitas penerbangan di Bandara Dhoho, Kediri kini memiliki gerbang udara aktif yang siap melayani masyarakat Jawa Timur bagian selatan. Momentum ini menjadi awal baru bagi dunia penerbangan di daerah yang dikenal sebagai salah satu sentra industri terbesar di Indonesia tersebut. (rul)







