KEDIRI (RadarJatim.i) — Upaya memperkuat sinergi antara sekolah dan keluarga diwujudkan melalui seminar bertajuk “Keluarga Tangguh, Anak Cerdas, dan Sekolah atau Madrasah Unggul” yang digelar di Masjid Agung Kota Kediri, Rabu (8/10/2025). Acara ini diselenggarakan atas hasil kerja sama Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama yang diserahkan pelaksanaannya kepada UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Kegiatan ini diikuti puluhan peserta yang terdiri atas orang tua siswa, guru, dan tenaga pendidik. Suasana seminar berlangsung hangat dan penuh antusiasme sejak awal acara. Acara tersebut juga menekankan peran sentral orang tua dan lingkungan dalam mencetak anak berkarakter dan berprestasi untuk menyongsong masa depan Indonesia emas 2045 mendatang.
Anggota Komisi VIII DPR RI, KH An’im Falachuddin Mahrus, M.Pd, yang membuka seminar tersebut menekankan, bahwa membentuk keluarga tangguh harus dimulai sejak awal, mulai dari seleksi pasangan. Tak hanya itu, dirinya juga menyampaikan, bahwa pendidikan sejatinya tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan, tetapi juga keluarga sebagai pilar utama pembentukan karakter anak.
“Keluarga yang tangguh akan melahirkan anak-anak yang cerdas dan berakhlak. Sekolah hanya memperkuat fondasi yang sudah ditanamkan di rumah. Jika panjenengan semua memilih pasangan yang religius, insya Alllah, keturunannya akan jauh lebih baik. Ini adalah seleksi pemilihan yang luar biasa,” katanya.
Ia menekankan pentingnya peran ayah dan ibu dalam memberikan teladan serta menciptakan suasana keluarga yang harmonis.
“Anak belajar lebih banyak dari contoh nyata di rumah. Jika orang tua disiplin dan penuh kasih, anak pun akan tumbuh menjadi pribadi kuat dan berkarakter,” ujarnya.
Disamping itu, ia juga menanggapi tantangan era modern yang saat ini tak lepas dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak. Gus An’im, sapaan akrab KH An’im Falachuddin, mengingatkan, seiring berkembangnya zaman, teknologi bagaikan pedang bermata dua. Disamping memberikan manfaat, di satu sisi juga membawa dampak negatif bagi yang tak berhati-hati dalam menggunakannya. Karena itu, ia mengimbau para orang tua, untuk lebih ketat mengawasi anak, agar teknologi membantu kelancaran dalam mencari ilmu, bukan membawa dampak negatif.
“Yang terpenting adalah tiga inti pendidikan yang harus selalu diajarkan, seperti akhlakul karimah, ketakwaan, dan keikhlasan, agar anak tetap dibutuhkan di era di mana mesin seperti Google tidak memiliki hati,” pungkasnya.
Selain pemaparan materi, seminar juga diisi dengan sesi tanya jawab interaktif yang menghadirkan beragam pengalaman dan curahan hati dari para peserta. Sejumlah peserta mengaku mendapatkan banyak wawasan baru tentang cara mengatasi anak yang sulit fokus belajar serta pentingnya membatasi penggunaan gawai.
Seminar tersebut menghadirkan konselor keluarga dan praktisi pendidikan sebagai narasumber utama yang memaparkan pentingnya pola asuh positif dalam mendidik anak di era digital. Dalam paparannya, Dr Moh. Ilman Nafi’an, dosen UIN Syekh Wasil Kediri, menjelaskan, bahwa komunikasi antara orang tua dan anak menjadi kunci dalam membentuk kepribadian yang tangguh dan percaya diri. Ia menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan karakter sekolah yang dirancang untuk menjalin hubungan harmonis antara guru, orang tua, dan siswa.
“Kami ingin menjadikan kegiatan parenting ini sebagai agenda rutin agar sinergi pendidikan di sekolah dan di rumah terus terjaga,” ucapnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk membuka ruang konsultasi bagi para orang tua yang ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai pendidikan anak. Di akhir kegiatan, seluruh peserta diajak membuat komitmen bersama untuk membangun keluarga yang tangguh, penuh kasih, dan mendukung pendidikan anak secara berkelanjutan. Melalui seminar parenting ini, diharapkan terwujud keluarga yang kuat, anak-anak yang cerdas dan berkarakter, serta sekolah atau madrasah yang unggul dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing. (rul)







