SIDOARJO (Radarjatim.id) Ikut larut dalam duka cita yang mendalam. Keluarga Ir. H. Bambang Haryono Soekartono (BHS) beserta istrinya Ning Lia kunjungi keluarga korban penembakan KKB, almarhum Sertu Eka Andrianto Hasugian beserta istri Sri Lestari Indah Putri di Dusun Sawo, Desa Dungus, Kec. Sukodono Sidoarjo.
Pak BHS_sapaan akrabnya, tiba di rumah duka ditemui oleh Ayahanda Sertu Eka, yakni Moh. Arif dan putra almarhum yang selamat dalam insiden penembakan yang menewaskan pasutri di Papua beberapa waktu lalu. “Ini adalah anak Almarhum Sertu Eka yang paling besar. Namanya Vino umur 4 tahun. Sedangkan adiknya, Alfano berumur 3 tahun saat ini masih dilakukan operasi dibagian tangannya, karena sabetan Sajam pelaku,” ungkap Moh. Arif kepada BHS, pada (5/4/2022) siang.
BHS bersama istrinya Ning Lia, menyampaikan duka mendalam atas insiden yang menimpa Sertu Eka dan Isterinya Ny. Sri Lestari Indah Putri. Kami berikan motivasi dan semangat serta perhatian terhadap anak korban. Kami berikan mainan mewah supaya sang anak tidak terlalu larut dalam kesedihan. “Saya berikan mainan motor mini pakai remot dan batrey untuk kedua putra almarhum dan bermacam-macam mainan supaya bisa digunakan untuk mengisi waktu bermain. Mereka supaya tidak larut dalam kesedihan,” ungkap BHS.

Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra dan Pemilik PT DLU (Dharma Laut Utama) ini juga berkeinginan akan memberikan pekerjaan tetap di perusahaan miliknya, untuk putra almarhum. Jika nanti anak almarhum setelah selesai pendidikannya dan tidak bergabung ke militeran. Saya sangat apresiasi anak ini diurus, dan dikasih beasiswa oleh KSAD. Untuk pekerjaannya nanti jika tidak masuk militer, anak-anak ini saya pekerjakan di perusahaan DLU,” inginnya.
Politisi Partai Gerindra ini juga berharap pemerintah Kabupaten Sidoarjo segera turun tangan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yang ditinggalkan. Yakni dengan memberikan terapi trauma healing. Supaya bisa tumbuh kembang seperti anak usia pada umumnya dan tidak mengalami keterbelakangan mental akibat insiden yang menewaskan orang tuanya. “Jika Pemkab Sidoarjo tidak bergerak untuk memberikan bantuan Terapi Trauma Healing, saya sendiri yang turun tangan,” harapnya.(mad)







