SIDOARJO (RadarJatim.id) – Untuk memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November 2021, Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyerap aspirasi para guru honorer dan pensiunan guru di Sidoarjo. Pihaknya mendorong agar kesejahteraan guru harus lebih baik dan guru honorer segera diangkat menjadi pegawai tetap.

“Sidoarjo perlu mencontoh Pemkab Jember, para GTT sebanyak 2.987 dan 1.247 PTT langsung diangkat setelah bupati Jember dilantik. Pemkab Jember sudah berhasil memberikan kesejahteraan kepada para guru honorer. Perlu saya tambahkan bahwa seluruh tenaga pendidik atau guru negara lain di dunia menempati gaji tertinggi setelah kepolisian dan TNI,” kata BHS seusai pertemuan dengan para guru di Media Center BHS Jalan Diponegoro No 143, Sidoarjo,Rabu, 24 November 2021.
BHS dan Partai Gerindra berkomitmen untuk mengawal aspirasi para guru,termasuk para GTT agar mereka bisa diangkat menjadi pegawai tetap. Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini mengatakan aspirasi yang disampaikan para guru semuanya akan diserap dan menjadi fokus perjuangan Partai Gerindra.

Ditegaskan program usulan Gerindra untuk honorer tidak tes untuk diangkat menjadi guru tetap dan pengangkatan guru honorer tidak perlu dipersulit. “Yang berhubungan dengan sertifikasi akan segera kita perjuangkan. Nasib guru tidak tetap atau honorer juga harus segera menjadi guru tetap,” tegas anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani yang juga Sekjen DPP Partai Gerindra mengusulkan agar para guru honorer yang telah mengabdi bertahun-tahun sampai puluhan tahu tidak perlu menjalani tes. Gerindra mengusulkan pengangkatan 1 juta guru honore tidak perlu tes.
Sementara itu, dalam pertemuan silaturahm para guru dengan BHS terungkap keluh kesah dan beragam aspirasi disampaikan gara guru. Mulai dari persoalan kesejahteraan guru hingga nasib guru honorer yang tidak jelas kapan pengangkatannya.
Guru Abdul Latief menngungkapkan jika kesejahteraan guru terutama yang honorer dan tidak tetap pendapatan minim dan ada yang dibayar Rp 800 ribu perbulan. Untuk itu pihaknya berharap agar para guru honorer dan tidak tetap bisa diangkat menjadi pegawai tetap.
“Agar kesejahteraannya bisa lebih baik,” katanya.
Mengenai sertifikasi maupun kompetensi guru juga disampaikan para guru ke BHS. Selama ini prosesnya masih banyak kendala dan kerap aturannya berubah ubah.
“Para guru senior yang sudah bekerja diatas 15-25 tahun tetap yang ijazahnya tidak linier harus kuliah lagi S1. Padahal biaya kuliah mahal, harusnya yang sudah lama mengajar otomatis bisa ikut sertifikasi,” kata Bu Ely, salah satu guru.
Hadir pula dalam kegiatan itu, Sekretaris DPC Partai Gerindra Sidoarjo Humammad Sujayadi, Direktur SDM dan Umum PT Dharma Lautan Utama, Mochammad Wahyudin, S.H, MM.
Sementara itu, seusai menyerap aspirasi para guru, BHS menyerahkan bantuan sembako kepada para guru dan juga memberikan bantuan mesin obras dan neci serta alat pembuat lubang kancing kepada Bambang Suksmantyo yang tak lain adalah gurunya sewaktu SMP. Bantuan itu untuk menunjang isri Bambang Suksmantyo yang punya usaha obras. Secara simbolis, BHS juga menyerahkan potongan tumpeng kepada perwakilan guru.
Ditempat terpisah, BHS juga menemui Ketua Paguyupan Guru Tidak Tetap Sidoarjo, Yhan Hidayat dan perwakilan pengurus seusai bertemu para guru di salah satu rumah makan di Sidoarjo. (RJ/RED)







