SIDOARJO (RadarJatim.id) Bambang Haryo Soekartono (BHS), anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra menegaskan bahwa negara harus hadir dan melindungi sektor pertanian.Sebab pertanian merupakan salah satu sektor pertahanan Negara.
“Pertanian salah satu sektor pertahanan negara, pertanian itu wajib dilindungi negara. Karena kalau saat perang, maka lumbung pangan itu yang dihancurkan terlebih dahulu,” kata Bambang Haryi Soekartono ditemui seusai bertemu Gapoktan Sumber Rejeki di Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Selasa, 16 November 2021.
Penegasan itu disampaikan saat BHS mendapatkan keluhan dari para petani akan sulitnya pengairan, kelangkaan pupuk, ancaman hama tikus, menyusutnya lahan pertanian hingga minimnya generasi penerus yang mau terjun di sektor pertanian.
BHS yang juga anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa Negara harus hadir saat petani mendapatkan kesulitan. Termasuk mengenai ancaman hama tikus pemerintah juga harus hadir.
Sebab hama tikus ini persoalan bersama bukan hanya petani perorangan. Sehingga penanganannya harus ada campur tangan pemerintah. BHS menyampaikan bahwa saat dirinya hendak maju Bupati Sidoarjo hal itu pernah disampaikan jika persoalan hama tikus harus diselesaikan pemerintah.
“Membasmi hama tikus itu menjadi tanggung jawab pemerintah bukan hanya petani,”tegasnya.
Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini kembali menggaungkan agar Babinsa untuk turut turun tangan kembali membantu petani. Hal ini mendasari aspirasi para petani yang turut terbantu dengan keberadaan Babinsa yang dulu pernah terlibat turun tangan membantu para petani dalam hal swasembada beras.
Sedangkan untuk memberi rasa nyaman dan tenang kepada para petani akan ancaman gagal panen, pihaknya menyampaikan akan mengasuransikan lahan pertanian warga seluas 50 hektare selama satu kali musim tanam.
“Itu dilakukan untuk memberikan kepastian dan ketenangan kepada petani jika mengalami gagal panen,” pungkas BHS.
Salah satu tokoh masyarakat dan juga petani di Jogosatru, H Suudi mengatakan berterima kasih Bapak Bambang Haryo Soekartono atas kepeduliannya membantu para petani.
“Kami berterima kasih kepada Pak BHS, mengingat banyak petani disini yang sempat gagal panen. Karena lahan pertanian di sini kalau hujan air langsung dibuang ke timur dan kalau kemarau kesulitan air,” kata Abah Suudi.
Sedangkan mengenai persoalan pupuk, pihak petani merasa lega karena kuota pupuk yang sebelumnya dijatah 100 kilogram per hektare, kini telah bertambah menjadi 275 kilogram per hectare atas perjuangan BHS.
“Kami para petani disini mengucapkan terima kasih kepada Pak BHS,” pungkasnya. (RJ/RED)







