SURABAYA (radarjatim.id) – Bank Indonesia (BI) terus mendorong pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya dengan menyelenggarakan kelas business coaching guna mendukung UMKM on boarding dan go digital.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Sofwan Kurnia menuturkan, pemasaran masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM. “Pemasaran online saat ini menjadi suatu keharusan. Berkenaan dengan hal tersebut maka foto produk menjadi elemen penting dalam menarik konsumen untuk membeli suatu produk serta menunjang pemasaran,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan foto produk mencerminkan apa yang dijual. Selain itu, foto produk juga menjadi bagian dari advertising. Sehingga setiap orang harus bisa membuat sebuah foto produk menjadi jauh lebih menarik.
Sejalan dengan dukungan langkah BI dalam mendorong UMKM on boarding, Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana juga menyampaikan bahwa pandemi telah mendorong perubahan perilaku masyarakat. Kini, gaya hidup masyarakat menjadi stay at home. Hal ini menyebabkan kenaikan dan penurunan pada sektor ekonomi tertentu.
“Perubahan perilaku ini dapat menjadi tantangan dan peluang bagi pelaku UMKM di Indonesia. Indonesia memiliki potensi digital yang luar biasa. Ditengah perlambatan ekonomi karena COVID-19, ekonomi digital masih meningkat dan diproyeksikan tetap tumbuh. Perkembangan teknologi informasi membawa dampak yang besar terhadap perubahan perilaku konsumen dalam melakukan transaksi. Perubahan itu tercermin dari mulai beralih belanja yang di lakukan di pasar fisik ke pasar non-fisik (marketplace). Peluang digitalisasi dari sector hulu ke hilir perlu dimanfaatkan dengan maksimal oleh pelaku UMKM di Indonesia,” jelas Darjana.

Peserta kelas business coaching guna mendukung UMKM on boarding dan go digital.
Sementara, Senior Associate Marketing Shopee Harsi Annisa mengungkapkan bahwa peluang bisnis online masih terbuka lebar di Indonesia. Pasalnya, 94 persen lebih dari populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa menggunakan internet dan smartphone hingga mencapai 8 jam per-hari.
“Sebelum pandemi, sebagian orang menganggap bahwa belanja offline sama halnya belanja online. Namun, di era new normal ini, perilaku konsumen mulai berubah untuk melakukan belanja online daripada belanja offline karena pasar online cenderung banyak menawarkan promo menarik, katalog produk, transaksi yang lebih aman serta waktu yang lebih fleksibel,” paparnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Shopee Indonesia, aplikasi belanja merupakan aplikasi yang mengalami kenaikan penggunaan hingga 300 persen per-Maret 2020 saat pandemi Covid-19. (Cintya/Red)




