GRESIK (RadarJatim.id) — Beredarnya beras bantuan sosial program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kualitas pakan bebek yang ditemukan aktivis Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan (LP3) NKRI dan diviralkan di media sosial (medsos) berbuntut panjang. Ketua DPRD Kabupaten Gresik M. Abdul Qodir mereaksi dengan meminta Dinas Sosial segera melakukan investigasi.
“Kami mohon Dinsos tidak diam, segera membuat tim untuk menelusuri fakta yang ada di lapangan,” tegas M. Abdul Qodir kepada awak media di ruang kerjanya, Selasa (18/1/2022).
Untuk menguatkan keseriusannya, Qodir bahkan mengaku memiliki data, bahwa bantuan dengan nominal Rp 200.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) itu, saat dibelanjakan dalam bentuk paket nominalnya tidak sampai Rp175.000.
“Saya juga punya informasi kalau nilai barang kalau ditotal kurang dari Rp175.000,” ujarnya.
Menindaklanjuti temuan itu, Qodir juga meminta Komisi 4 untuk segera memanggil kepala Dinas Sosial. Hal itu untuk menggali dan mengklafijasi temuan informasi dan data di lapangan dengan dinas tersebut.
“Komisi 4 segera agendakan hearing dengan Dinsos, biar masyarakat tidak terus dirugikan,” pinta politisi PKB ini.
Sebelumnya viral di medsos, beras dengan kwalitas jelek dari bantuan sosial program BPNT di desa Morowudi Kec. Cerme. Pasalnya, bantuan bagi masyarakat miskin itu diduga disimpangkan oleh oknum-oknum terkait. Bermula munculnya cuitan seorang netizen bernama Mas Memet yang menyampaikan curhatannya mengenai kualitas BPNT di akun Facebook-nya pada 7 Januari lalu.
Dia menulis: kualitas beras BPNT menjadi makanan ayam dan bebek.
Curhatan ini kemudian mengundang beragam tanggapan dari pemilik akun lainnya, sehingga menjadi viral. Dalam unggahan yang dibagikan di sejumlah grup Facebook, Mas Memet kesal dengan kualitas bantuan BPNT yang l,seayaknya dijadikan makanan ayam dan bebek.
“Suplier NAKAL !!! memberikan barang tidak layak kpd KPM dan jumlah harga tidak sampai 200rb,” tulis akun Memet.
“Jangan sampai niat baik menjadi kotor. Ibarat warga sejatinya mendapatkan beras yang layak untuk dikonsumsi tapi realita mendapatkan beras pakan bebek karena ulah segelintir orang gila harta, ” tulisnya.
Lebih lanjut Mas Memet menulis, warga Gresik diam dan menerima bantuan dengan lega, karena dijanjikan kualitasnya akan diperbaiki kedepannya.
“Tapi kalo warga gresik mendapatkan masalah seperti itu, mungkin dengan dijanjikan kalau ke depan akan diperbaiki dengan memberikan barang/beras yang baik, dan itu mungkin sudah lega dan menerima,” lanjutnya.
Akun Mas Memet diketahui sebagai akun pribadi milik Khafidl, aktivis Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan (LP3) NKRI. Saat dikonfirmasi wartawan, ia membenarkan bahwa dirinya memposting foto dan narasi penyelewengan bantuan BPNT di kecamatan Cerme.
Khafidl menemukan bantuan BPNT di desa Morowudi Cerme yang tidak layak konsumsi. “Kami menemukan bukti barang yang disalurkan ke KPM BPNT tidak layak konsumsi. Ini sangat disayangkan karena kalau tetap dikonsumsi KPM, maka kwalitas kesehatan KPM malah dikhawatirkan menurun,” ujarnya, Senin (17/1/2022).
Dalam temuannya, Mas Memet mendapatkan bukti sisa penggunaan dari KPM. Informasi yang didapat LP3 NKRI, penyaluran di desa Morowudi pada tanggal 16 Desember berupa kacang hijau (1/4Kg), apel (1/2Kg), telur 10 biji, kentang (1/2Kg), dan Beras (15Kg).
Namun disayangkan, beras yang dibagikan ternyata berbau apek dan cepat basi saat dia masak. “Berasnya memang ada yang berwarna putih dan kuning. Namun, saat dimasak baunya tetap apek dan cepat basi,” jelas Khafidl.
Kepala Dinas Sosial Gresik Ummi Khoiroh saat diklarifikasi melalui pesan Whatsaap pada Selasa (18/1/2022) menyatakan sudah mengumpulkan pihak-pihak terkait di kecamatan Cerme.
“Kesimpulannya berita yang beredar tidak benar. Kita sudah mengumpulkan pihak-pihak terkait,” kata Ummi.
Sayangnya Kadinsos tidak menjabarkan berita yang tidak benar versinya terkait kwalitas barang yang didapat KPM di desa Morowudi. Saat didesak untuk menjelaskan ketidak benaran berita, Kadinsos malah mengalihkan pembicaraan. (sho)






