SURABAYA (RadarJatim.id) — Tugas dosen semakin tidak gampang. Selain kesibukan rutin memberikan kuliah kepada para mahasiswa, ia juga dituntut mengerjakan setumpuk tugas-tugas akademik.
Tugas dimaksud, di antaranya terkait penelitian, pengabdian masyarakat, hingga bikin laporan jurnal berstandar. Tidak hanya sampai di situ, para dosen harus menguasai IT dan sekaligus menjadi operatornya. Tugas terakhir inilah menjadi yang terpenting di zaman digital ini.
Karena itu, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan (Stiamak) Barunawati Surabaya terus mengikuti tren pendidikan tinggi yang diprogramkan pemerintah. Kali ini giliran kampus ini melakukan pendalaman program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan melihat sisi beban kerja dosen (BKD) yang lebih produktif.
“Bimtek ini bertujuan supaya semua kegiatan para dosen ter-update dan bisa dilaporkan atau di-upload secara tepat dan benar. Karena era digital sekarang ini menuntut supaya semua kegiatan akademik dapat dilaporkan secara cepat dan tepat,” kata Ketua Stiamak Barunawati Surabaya Dr Ir Sumarzen Marzuki, MMT dalam kata pengantar acara.
“MBKM dosen memiliki nilai tinggi. Dosen jangan hanya di kampus. Dosen harus masuk menjadi bagian di industri supaya bisa berbagi kepada mahasiswanya dan nilainya tinggi,” kata Kepala Sub. Koordinator Ketenagaan LLDIKTI VII Jawa Timur Indera Zainul Muttaqien, ST, MCom dalam Bimtek Pelaporan Beban Kerja Dosen Tetap, Jumat (10/12/2021), seraya menambahkan, kampus memberikan reward kepada dosen dengan beban lebih.
Sementara Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Stiamak Barunawati Surabaya, Nur Widyawati, SSi, SE, SSM mengatakan, BKD bertujuan memberikan pedoman operasional penyelenggaraan BKD kepada satuan pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
“Juga, meningkatkan akuntabilitas dosen dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, serta menyusun laporan BKD secara benar,” kata Widya. (sho)







