BANYUWANGI – Selain sidak SPPG, Komisi IV DPRD Banyuwangi juga mendatangi pihak sekolah untuk menelusuri kronologi lengkap sebelum para pelajar MAN 1 Banyuwangi yang diduga keracunan MBG.
Dugaan penyebab pelajar MAN 1 Banyuwangi yang diduga keracunan MBG belum dapat dipastikan karena sampel makanan masih diperiksa oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
“Jadi kita menunggu hasil laboratorium terlebih dahulu,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo.
Politisi PDIP ini menegaskan bahwa program MBG sebenarnya baik, namun harus dievaluasi dari sisi teknis, terutama pada proses produksi dan pendistribusian makanan.
Makanan siap saji memiliki potensi kerawanan lebih tinggi jika standar higienitas, peralatan, hingga distribusinya tidak betul-betul memenuhi prosedur ketat.
“Programnya bagus, hanya teknisnya yang harus dibenahi. SPPG jangan sampai produksi jalan kalau dinyatakan belum laik. Buat apa program bagus, kalau pada akhirnya membuat anak-anak sakit,” tegasnya usai sidak SPPG.
Sebelumnya diberitakan 112 pelajar MAN 1 Banyuwangi yang diduga mengalami keracunan MBG mengalami diare, panas, mual dan mulas. Gejala itu dirasakan siswa sejak Rabu hingga Kamis, 22-23 Oktober 2025.
Tim dari Labkesda telah melakukan surveilens terhadap MBG yang dikonsumsi siswa kemarin. Tim juga melakukan pemeriksaaan rectal swap, tes usap terhadap peralatan yang ada di SPPG tempat MBG di MAN 1 Banyuwangi ini berasal.
Sidak SPPG di Kelurahan Tukangkayu dan MAN 1 Banyuwangi ini dilakukan Komisi IV DPRD Banyuwangi sebagai langkah pengawasan pelaksanaan Makan Bergizi Gratis agar aman dan tepat sasaran.
Apalagi selama program ini berjalan di Banyuwangi belum pernah dilaksanakan rapat kerja dengan pihak terkait termasuk dengan pengelola SPPG.***







