SURABAYA (RadarJatim.id) DPRD Kota Surabaya menegaskan agar anggaran senilai Rp 47 miliar untuk kegiatan kepemudaan ditingkat RW se Kota Surabaya itu harus tepat sasaran. Penegasan ini seperti diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni.
Pihaknya menegaskan bahwa anggaran Rp 47 miliar yang dialokasikan Pemkot Surabaya untuk kegiatan kepemudaan di tingkat RW bukan sekadar dana hibah biasa, tetapi investasi masa depan.
“Agar setiap rupiah benar-benar menyasar pembinaan dan peningkatan kapasitas generasi muda, bukan hanya pelaksanaan acara tanpa output jelas. Kalau kita bicara generasi muda, itu berarti bicara masa depan Surabaya. Maka anggaran ini harus digunakan secara tepat, bukan habis pada kegiatan seremonial,” kata Arif Fathoni, Jumat (28/11/2025).
Politisi Golkar tersebut menegaskan efektivitas program akan sangat bergantung pada kemampuan camat dan lurah mengidentifikasi kebutuhan pemuda di wilayah masing-masing. .
Untuk itu, pihaknya menekankan bahwa setiap kecamatan memiliki karakter unik, sehingga program tidak boleh disamaratakan.
“Jangan sampai semua RW kegiatannya sama. Ampel religius, Gayungan berbeda, Rungkut juga punya kebutuhan sendiri. Kalau programnya malah seragam, itu artinya tidak ada pembinaan,” terangnya.
Fathoni memastikan DPRD Surabaya akan melakukan pengawasan ketat. Jika ditemukan kegiatan yang hanya menghabiskan anggaran tanpa memberikan manfaat nyata, ia tak segan meminta evaluasi di APBD Perubahan.
Pihaknya mengingatkan agar Karang Taruna yang menjadi wadah pelaksana tetap netral dan bebas dari kepentingan politik.
Menurutnya, pembinaan anak muda harus berjalan tanpa intervensi kepentingan kelompok mana pun.
Fathoni bahkan memberikan contoh konkret tentang diferensiasi program:
– Di pusat kota, pelatihan digital marketing dinilai strategis.
– Di wilayah tambak, pelatihan pemasaran hasil perikanan berbasis teknologi lebih relevan.
– Di kawasan rawan konflik remaja, pelatihan literasi digital dan anti-hoaks harus diprioritaskan.
Semua itu, dikatakan bertujuan membentuk kader-kader pelopor yang mampu mendorong kemajuan lingkungan masing-masing.
“Skill anak muda itu harus benar-benar naik, supaya mereka punya daya saing dan bisa menjadi motor kemajuan Surabaya,” pungkasnya. (RJ1/RED)







