SIDOARJO (RadarJatim.id) Sekitar 2 bulan warga yang tinggal di Rukun Warga (RW) 05 dan RW 06 Desa Kupang, Kecamatan Jabon hidup bersama air banjir yang tidak juga kunjung surut, Rabu (02/03/2022).
Suparti (60 tahun) salah satu warga yang tinggal di Rukun Tetangga (RT) 01 RW 05 mengatakan bahwa akibat banjir yang masuk hingga kedalam rumah menyebabkan aktifitasnya terganggu.
Menurut Suparti bahwa akibat banjir yang tidak kunjung reda itu menyebabkan dirinya kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, termasuk untuk kebutuhan memasak. “Sudah lebih dari 2 minggu ini kaki saya mengalami gatal-gatal,” katanya.
Sementara itu, Mukhammad Kepala Desa (Kades) Kupang saat ditemui RadarJatim.id dikantornya membenarkan bahwa saat ini ada sekitar 330 rumah yang berada di RW 05 dan RW 06 mengalami musibah banjir.
Diungkapkan oleh Mukhammad bahwa warga yang terkena musibah banjir itu sudah pernah mendapatkan bantuan paket sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, dimana setiap paketnya berisi beras 10 kg, minyak goreng 1 kg, gula 1 kg dan tepung terigu 1 kg. “Sekitar dua minggu yang lalu, setiap rumah yang terkena musibah banjir mendapatkan bantuan 1 paket sembako,” ungkapnya.
Karena banjirnya berlangsung lama dan warga sudah mengalami gangguan kesehatan, Pemerintah Desa (Pemdes) Kupang berencana akan kembali mengajukan bantuan kepada Pemkab Sidoarjo, khususnya obat-obatan.“Ini rencananya akan kami ajukan bantuan ke pemerintah, khususnya sembako dan obat-obatan,” ucapnya.

Dijelaskan oleh Mukhammad bahwa selain memasuki rumah-rumah warga, banjir juga menggenangi ratusan hektar sawah yang menyebabkan para petani tidak bisa bercocok tanam. “Ada sekitar 260 hektar sawah yang tidak bisa ditanami, disebabkan oleh banjir yang tidak kunjung surut,” jelasnya.
Akibatnya warga atau petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, akibat sawahnya tidak bisa ditanami lagi.
Menurut Mukhammad bahwa banjir yang melanda desanya disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi dan ditambah lagi banjir kiriman dari wilayah Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Karena desanya masuk dalam pertemuan 2 sungai besar, yaitu sungai Gelondoro yang melintas disepanjang wilayah Jabon bagian selatan dan Kedunglarangan dari wilayah Bangil. “Kalau curah hujan masih tinggi dan ditambah lagi dengan (banjir,red) kiriman dari Pasuruan. Ya bisa banjir semua,” pungkasnya. (mams)







