LAMONGAN (RadarJatim.id) – Sudah dua minggu banjir mengepung warga Desa Weduni, Kecamatan Deket yang perbatasan dengan Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Hingga Minggu (17/1/2021), mereka yang terdiri atas 500 kepala keluarga (KK) itu terisolasi karena semua akses jalan terendam banjir.
Banjir berasal dari arah Barat Babat, Lamongan. Seluruh akses jalan masuk dan keluar kampung tenggelam antara 20 sampai 70 Cm. Sementara semua jalan kampung dan rumah ikut kebanjiran.
“Praktis kegiatan warga berhenti total karena jalan tidak bisa dilalui. Sedangkan menggunakan angkutan perahu juga tidak bisa,” kata salah seorang tokoh masyarakat setempat Ahmad Faqot (58), Minggu (17/1/2021).
Beban warga semakin berat dengan tenggelamnya area tambak seluas 160 hektar yang kini seperti lautan. Warga menghitung kerugian akibat gagal panen ditaksir mencapai Rp. 2,4 miliar.
“Kerugian semakin berlipat apabila dampak banjir tidak segera teratasi,” lanjut Ahmad.
Banjir di Lamongan, tambah Ahmad, harus ditangani oleh pemerintah di dua kabupaten, yakni Lamongan dan Gresik, atau dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebab, pembuangan air dibutuhkan adanya saluran besar tembus ke laut dan melewati wilayah kabupaten Gresik.
Kasun Rambang, Weduni, Mansur, menambahkan, Desa Weduni biasanya kesulitan air saat musim kemarau. Warga setempat berharap adanya bantuan dari swasta maupun pemerintah untuk meringankan beban warga. (rj2/*)







