KEDIRI (RadarJatim.id) – Menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana di sejumlah wilayah, Pemerintah Kabupaten Kediri bersama Polres Kediri menggelar apel kesiapan tanggap darurat bencana di halaman Mapolres Kediri, Rabu (5/11/2025).
Apel dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, mewakili Bupati Hanindhito Himawan Pramana, dengan Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji, yang bertindak sebagai inspektur upacara. Kegiatan ini diikuti personel gabungan dari TNI, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), relawan SAR, serta unsur Forkopimda Kabupaten Kediri.
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, menyampaikan, bahwa apel kesiapsiagaan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah bersama aparat keamanan untuk memastikan kesiapan personel, perlengkapan, dan sistem komunikasi menghadapi potensi bencana yang dipicu cuaca ekstrem.
“Kondisi cuaca di Kediri saat ini sangat dinamis dan sulit diprediksi. Karena itu, koordinasi antarinstansi menjadi kunci agar penanganan bencana bisa lebih cepat dan tepat. Kita harus siap sebelum bencana terjadi,” ujar Dewi Maria Ulfa.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Daerah, Polres, dan Kodim Kediri, agar seluruh elemen siap bergerak saat situasi darurat terjadi.
Empat Zona Merah
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kediri menetapkan empat zona merah rawan bencana yang tersebar di dua wilayah besar. Wilayah Timur, mencakup Kecamatan Kepung, Plosoklaten, dan Wates, rawan dilanda angin puting beliung, karena sering dilalui arus angin kencang.
Wilayah Barat, yakni Kecamatan Mojo, menjadi daerah dengan potensi tanah longsor tertinggi, terutama di kawasan lereng dan perbukitan.
“Kita tidak ingin menunggu bencana datang baru bergerak. Karena itu, apel ini memastikan, bahwa semua unsur, baik dari pemerintah maupun relawan, sudah siap sedia,” papar Dewi.
“Waspada itu penting, tapi jangan panik. Kita semua bekerja bersama agar jika bencana terjadi, penanganannya cepat dan tertangani dengan baik,” imbuhnya.
Sebagai langkah antisipatif, BPBD Kabupaten Kediri telah menyiapkan posko siaga bencana dan tim reaksi cepat (TRC) yang ditempatkan di wilayah rawan bencana. BPBD juga melaksanakan simulasi evakuasi berdasarkan pengalaman dari bencana sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan petugas di lapangan.
“Kami juga menyiapkan logistik, seperti bahan makanan pokok, air bersih, dan material bangunan sementara untuk warga terdampak,” terang Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Djoko Sukrisno.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kediri juga berkomitmen memberikan informasi dan peringatan dini secara berkelanjutan kepada masyarakat di daerah rawan.
Sementara itu, Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji menegaskan, bahwa koordinasi lintas sektor merupakan hal utama dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Bencana alam tidak bisa kita cegah, tapi kita bisa memperkecil dampaknya dengan sinergi dan kesiapan yang matang. TNI–Polri bersama pemerintah daerah siap menjadi garda terdepan dalam penanganan darurat,” ujar Kapolres.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap tanda-tanda bencana, seperti curah hujan tinggi, pergerakan tanah, maupun angin kencang yang disertai petir.
Dengan siaganya pasukan lintas sektor ini, Kabupaten Kediri menegaskan kesiapannya menghadapi tantangan cuaca ekstrem untuk memastikan keselamatan warga menjadi prioritas utama di tengah ancaman bencana yang kian meningkat. (rul)







