SIDOARJO (RadarJatim.id) – Seperti tahun-tahun sebelumnya, WhatsApp Group (WAG) Ruang Publik Sidoarjo (RPS) di setiap akhir tahun selalu menggelar acara refleksi atau diskusi tentang pemerintahan, sosial, politik, budaya dan lain-lain.
Dipenghujung tahun 2024 ini, WAG RPS kembali menggelar diskusi bertajuk ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Sambut Pemimpin Baru 2025’ yang dihadiri oleh dari berbagai elemen masyarakat.
Mulai dari budayawan, insan pers, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh politik, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), Organisasi Kepemudaan (OKP), aktivis, mahasiswa dan lain-lain.
Acara yang dipandu oleh Nanang Haromain dan Nadia Bafaqih itu, digelar Kedai Bu Atik, Magersari atau dibelakang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sidoarjo, Minggu (29/12/2024) malam.
Sujani, S.Sos, selaku Ketua RPS mengatakan bahwa kegiatan refleksi akhir tahun ini dalam rangka menjaring aspirasi dari seluruh elemen masyarakat untuk kebaikan-kebaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
“Tujuan dari kegiatan ini, salah satunya melakukan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah (Kabupaten Sidoarjo, red) selama 1 tahun ini,” katanya.
Evaluasi itu sangat diperlukan dilakukan demi memperbaiki kinerja Pemkab Sidoarjo pada tahun 2025 nanti. Apalagi tahun 2025 nanti, Sidoarjo memiliki pemimpin baru, yakni H. Subandi-Hj. Mimik Idayana yang telah terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo periode 2025-2030.
Ditambahkan oleh Sujani bahwa kritik dan saran dari masyarakat sangat diperlukan sebagai penyeimbang atau kontrol terhadap jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Sidoarjo.
Untuk itu, pihaknya akan menyampaikan kepada Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo terkait masukan atau gagasan yang muncul dari kegiatan diskusi yang dihadiri oleh ratusan orang tersebut.
“Akan kami sampaikan kepada Pak Bandi, hasil pertemuan pada malam hari ini. Baik secara langsung, maupun secara tertulis,” sampainya.
Ia berharap kritik dan saran dari segenap elemen masyarakat dalam kegiatan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo dalam bentuk kebijakan atau program-program yang mengarah pada kebaikan Kabupaten Sidoarjo.
“Alangkah baiknya, jika ditindaklanjuti. Karena penyampaian suara yang kritis bukan berarti menggulingkan pemerintahan, tapi kritikan yang membangun,” terangnya.
Menurut anggota Satuan Koordinasi Pusat Bantuan Serbaguna (Satkornas Banser) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) itu, RPS merupakan kelompok masyarakat yang cinta dan sangat peduli dengan Kabupaten Sidoarjo.
“Terpenting bahwa selaku Warga Negara Indonesia, kita juga berhak menyampaikan suara. Walau itu didengar maupun tidak,” pungkasnya. (mams)







