TUBAN (RadarJatim.id) — Masyarakat Muslim sudah mengenal wakaf dan sekaligus sudah melaksanakan sejak ratusan tahun hingga kini, namun pengelolaan dan pemanfaatannya sering tidak maksimal. Bahkan di beberapa lokasi banyak barang wakaf yang mangkrak dan tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
Yayasan Gerakan Wakaf Indonesia sejak 7 tahun lalu gencar melaksanakan pencerahan ke kampus swasta maupun negeri, kantor-kantor milik pemerintahan, termasuk Bank Indonesia. Wakaf produktif saat ini yang bisa langsung dilihat sekaligus dihitung manfaatnya adalah penanaman pohon pisang jenis Cavendish seluas 5 hektar di wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Kepala Subdirektorat Bina Kelembagaan Zakat dan Wakaf pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Muhibuddin, SFilI, ME, yang hadir langsung di kebun pisang, memberikan apresiasi upaya konkret ini.
“Kalau semua pengelola zakat dan wakaf melakukan hal produktif semacam ini, tentu segala jenis bantuan sosial sudah tidak diperlukan lagi, sudah bisa ditanggulangi. Dan, bagi pengelola wakaf yang pasif baik laporan maupun kegiatan, bisa saja izinnya kami tinjau kembali,” ungkap Muhibuddin. Minggu (9/11/2025).
Ketua Umum Yayasan Gerakan Wakaf Indonesia (GWI), Susi Soedarsono, mengaku sangat senang dengan hasil dari panen kedua di kebun di wilayah Tuban.
“Melihat hasil panen kedua di Tuban yang rata-rata per tandan 15-20 kilogram, saat ini kami sedang tanam pisang lagi di Bojonegoro seluas 3 hektar, dan masih ada pengajuan kerja sama dari beberapa daerah yang lain,” papar Susi.
Pisang jenis Cavendish ini sudah mulai berbuah pada bulan ke-9 sejak tanam, dengan asumsi 20-30 persen untuk biaya tenaga perawatan, pupuk,air, 30 persen untuk sewa lahan, dan bibit pisang antara 8-12 ribu setiap batangnya. Maka pada panen perdana masih ada selisih keuntungan, sedangkan pada panen selanjutnya selisih keuntungan semakin besar, karena bibit dan sewa lahan tidak ada.
Untuk perawatan, pada bulan ke 6-7 akan muncul bunga (ontong) ini mesti segera disuntik vitamin, dan pisang segera dibungkus plastik, biar tidak dihinggapi serangga, serta segera diberi tiang penyangga , karena buah pisang per tandan bisa mencapai 12-20 kilogram.
“Kalau dalam 1 hektar sawah ditanami 2.000-2.500 pohon pisang dengan asumsi per tandan Rp 70.000 sampai Rp 78.000, sementara biaya per batang Rp 60.000, selisih untungnya masih cukup bagus untuk investasi,” jelas Abed Muslim, lulusan UGM yang mengelola kebun pisang. (har)




