BANYUWANGI (RadarJatim.id) — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menghadiri pertemuan dengan Pendamping Desa sekabupaten Banyuwangi di aula Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Tegalsari Kabupaten Banyuwangi, Selasa (28/6/2022) pagi.
Dalam pertemuan bertajuk “Silaturahim dan Pemantapan Program Kerja Menteri Percepatan Desa Tertinggal”, Gus Halim sapaan akrabnya, menyampaikan kepada awak media, terkait percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan atau yang dikenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals) Desa, pihaknya menekankan agar para pendamping desa memaksimalkan tugas dan fungsinya (tusi) di wilayah desa dampingannya.
Selain itu, Gus Halim juga menyampaikan program SDGs Desa yang terdiri atas 18 poin, pada hakikatnya mereplikasi atau merupakan transformasi dari nilai-nilai yang dilakukan oleh dunia pesantren sejak dulu hingga sekarang.
“Ini pertemuan yang bagus dilaksanakan di pesantren. Dan, SDGs Desa itu pada hakikatnya mereplikasi apa yang pernah dan terus dilakukan oleh pesantren,” ungkap Gus Halim.
Lebih lanjut, Gus Halim mencontohkan satu hal, yakni goal yang pertama dalam SDGs Desa adalah desa tanpa kemiskinan. Sebenarnya sejak dulu kemiskinan selalu diperangi oleh pesantren dengan mewujudkan banyak santri yang mampu mandiri.
“Nah, transformasi nilai-nilai inilah yang ada di pesantren, sehingga dengan demikian teman-teman pendamping ini lebih paham akan tugasnya. Karena tugas pendamping adalah mensukseskan program-progam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di level desa sesuai wilayah yang didampingi sesuai dengan tusi masing-masing,” tandasnya.
Gus Halim yang selalu menyebut pendamping desa sebagai anak kandung Menteri Desa, akan selalu terus-menerus berupaya agar kualitas dan kapasitas pendamping desa semakin meningkat dan profesional.
“Saya minta untuk pendamping, terus melakukan upaya peningkatan kapasitas diri, serta selaras dengan program-program Kementerian Desa,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Arip Wicaksana selaku Koordinator Pendamping Desa Kabupaten Banyuwangi menambahkan, pencapaian proses pendampingan desa di kabupaten Banyuwangi dalam Indeks Desa Mandiri (IDM) yang selesai pada 8 April 2022, patut di acungi jempol.
“Berdasarkan IDM kemarin, ada 2 desa di kabupaten Banyuwangi yang tertinggi secara nasional. Yakni desa Genteng Kulon peringkat satu, dan desa Genteng Wetan peringkat kesepuluh. Capaian ini sangat membanggakan karena tak lepas dari peran teman-teman pendamping di pedesaan,” ujar Arif.
Arif menjelaskan, merujuk dari Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022, ada 18 sasaran yang harus dicapai dalam SDGs Desa.
Ke-18 poin tersebut, menurut Arif, di antaranya, desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa sehat dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, desa berkesetaraan gender, desa layak air bersih dan sanitasi, pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi desa.
“Adapun pelaksanaan SDGs Desa di Banyuwangi ini, masih mencapai 51,61 persen, dan akan terus dilanjutkan setiap tahunnya agar desa betul-betul mampu dalam menyusun dan mengimplementasikan peta jalan SDGs Desa,” terang Arif. (hsn)







