SIDOARJO (radarjatim.id) Hampir setiap tahun selama musim penghujan, jalan protokol yang berada di wilayah Kecamatan Jabon mengalami kerusakan yang cukup parah akibat tergenang banjir, Senin (25/01/2021).
Kerusakan jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Jabon dengan Bangil – Pasuruan itu disebabkan oleh air hujan yang menggenang beberapa hari, disebabkan oleh saluran drainase disebelahnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kerusakan jalan yang cukup parah juga terjadi di Desa Dukuhsari atau tepatnya disebelah barat balai desa, dimana lobangnya sangat dalam dan sangat lebar sehingga banyak para pengguna jalan harus berhati-hati saat melintas disitu.
“Harus ekstra hati – hati, terutama saat turun hujan. Karena jalan badan jalan semuanya tertutup air, sehingga kita tidak tahu kalau disitu jalannya berlobang,” kata Nur Kasan, salah satu pengguna jalan yang ditemui radarjatim.id saat dilokasi.
Dikatakan oleh Nur Kasan bahwa tidak jarang banyak pengguna jalan yang sepeda motornya terperosok kedalam jalan yang berlobang tersebut, terutama para pengguna jalan yang bukan warga sekitar atau para penguna jalan yang tidak biasa melintas disitu.
“Sudah beberapa kali ada yang jatuh. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun ada yang terluka dan sepeda motornya mengalami kerusakan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Dukuhsari Akhmad Fauzi mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa (Pemdes) Dukuhsari sudah mengajukan perbaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
Diungkapkan oleh Akhmad Fauzi bahwa pengajuan perbaikan jalan raya tersebut sudah dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kantor Kecamatan Jabon pada akhir tahun 2020 lalu.
“Bahkan sudah diukur oleh Kasibang (Kepala Seksi Pembangunan,red) Kecamatan Jabon sekitar 2 minggu yang lalu,” ungkapnya.
Selain mengajukan perbaikan jalan raya tersebut, pihaknya juga mengajukan perbaikan jalan protokol diwilayah RT 01 RW 01 yang mengalami kerusakan tidak kalah parahnya.
Sehingga warga sekitar harus menutup lobang – lobang tersebut dengan sirtu (pasir batu,red) secara bergotong – royong dengan swadaya sendiri.
“Dua – duanya sudah kami akukan, mudah – mudahan tahun ini segera terealisasi,” harapnya. (imams)







