Oleh Anisa Bahar
Setiap negara pasti memiliki bangunan yang dibanggakan. Kebanggaan itu di antaranya, karena bangunan itu memiliki sejarah yang dinilai amat penting dan berharga. Termasuk di Indonesia, banyak bangunan bersejarah yang dalam perkembangannya bisa dianggap sebagai saksi sejarah perjalanan bangsa ini.
Satu di antara sekian banyak bangunan bersejarah di Indonesia adalah Masjid Istiqlal yang berdiri megah di pusat ibukota negara di Jakarta. Anda pasti mengetahui bangunan masjid tersebut bukan? Baik langsung maupun tidak, masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan keberadaan masjid fenomenal ini.
Masjid Istiqlal bisa dimaknai sebagai masjid kemerdekaan. Sebab, kata ‘istiqlal’ dalam bahasa arab berarti kemerdekaan. Awalnya Masjid Istiqlal dibangun karena cita-cita dari masyarakat Indonesia yang ingin membangun masjid sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Lebih tepatnya bersyukur atas kemerdekaan yang telah dicapai meski harus menelan banyak korban jiwa dari para pahlawan kemerdekaan.
Karena itu, Masjid Istiqlal merupakan sarana ibadah umat Islam yang sangat bersejarah bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Sealin berfungsi sebagai sarana ibadah, keberadaan Masjid Istiqlal juga sebagai pengingat proses dan lahirnya kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, dalam pembangunannya, masjid ini dirancang dengan sebaik-baiknya.
Masjid Istiqlal termasuk dalam kategori masjid termegah dan terindah di Indonesia. Masjid di pusat kota Jakarta ini tidak hanya menjadi tempat atau sarana beribadah saja, tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat Indonesia. Di antaranya acara kajian qobliyah Jumat, malam muhasabah akhir tahun, bahkan hingga tempat bimbingan mengaji metode Istiqlal.
Gaya arsitektur modern yang bagus membuat Masjid Istiqlal menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi bangunan itu. Tidak heran jika banyak masyarakat yang ingin melihat langsung dan singgah di bangunan bersejarah, Masjid Istiqlal ini. Namun, tahukah Anda, siapa arsitek yang merancang bagunanan Masjid Istiqlal?

Dalam perancangannya, Presiden Soekarno (waktu itu) memilih Friedrich Silaban, seorang pria beragama Kristen yang merupakan anak dari seorang pendeta desa di Bonan Dolok, Tapanuli, Sumatra Utara. Pada masanya, Friedrich Silaban menjadi arsitek andalan dan kebanggaan Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno dalam memilih Friedrich Silaban sebagai arsitek tidak sekadar memilih. Presiden pertama Indonesia ini mengadakan sayembara merancang masjid dan pada akhirnya dimenangkan oleh Friedrich Silaban. Meski berbeda agama, nyatanya Friedrich Silaban tetap mengedepankan nilai-nilai Islam dalam rancangan arsitekturnya.
Di setiap detil ornament bangunannya tersirat makna-makna yang berhubungan dengan agama Islam. Jika Anda mengunjungi Masjid Istiqlal, Anda akan mengetahui, bahwa masjid tersebut ditopang olah 12 tiang. Angka 12 melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni 12 Rabiul Awwal. Arsitektur masjid di wilayah Timur Tengah seperti Arab, Persia, dan Turki umumnya merancang menara masjid lebih dari satu. Sementara Masjid Istiqlal hanya memiliki satu menara yang melambangkan ke-Esaan Allah SWT.
Tidak hanya proses pembangunan fisik masjid saja yang jadi perhatian. Dalam penentuan lokasi pun terdapat beda pendapat antara Bung Karno dan Bung Hatta. Bung Karno mengusulkan Masjid Istiqlal berlokasi di atas bekas benteng Belanda dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834. Sedangkan Bung Hatta mengusulkan pembangunan Masjid Istiqlal terletak di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi banyak kampung.
Menurut Bung Hatta, jika Masjid Istiqlal terletak di atas bekas benteng Belanda, maka akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mengingat harus membongkar terlebih dahulu benteng tersebut. Namun, pada akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun masjid itu di lahan bekas benteng Belanda. Pasalnya, tepat di seberangnya terdapat gereja Katedral.
Hal itu dimaksudkan untuk memperlihatkan atau sebagai simbol kerukunan umat beragama di Indonesia. Bahkan pada tahun 2021, dibangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan gereja Katedral. Dengan adanya terowongan tersebut, jalinan silaturahmi antara Masjid Istiqlal dan gereja Katedral semakin erat.
Tak heran jika Masjid Istiqlal merupakan tempat yang sangat bersejarah dan tempat ibadah yang dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan sarana ibadah kepada Tuhan, Masjid Istiqlal juga dibangun sebgai simbol kerukunan antarumat beragama, karena lokasinya yang berseberangan dengan gereja Katedral.
Tepat pada 22 Februari 1978 Masjid Istiqlal resmi dibangun. Oleh sebab itu, pada setiap tanggal 22 Februari, oleh sebagian umat Islam, diperingati sebagai Hari Istiqlal. Ini bentuk penghargaan dan penghormatan kepada mahakarya anak bangsa yang hingga kini berdiri megah di pusat kota negeri ini. {*}
*) Penulis adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.







