SIDOARJO (RadarJatim.id) — Sebanyak 26 kepala SD dan 16 kepala MI, ditambah 4 pengawas SD dan 4 pengawas MI berkumpul bersama dalm satu workshop bertajuk ‘Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Kepala Satuan Pendidikan di Kabupaten Sidoarjo’.
Kegiatan yang berlangsung pada 18-19 Februari 2025 ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sidoarjo Mufi Imron Rosyadi yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Disampaikan Tirto Adi, kesempatan duduk bersama antara kepala SD dan MI bisa digunakan sebagai kesempatan bertukar pengalaman dan berbagi praktik baik, saling menambah ilmu dan bersama-sama membangun kinerja yang lebih baik di satuan pendidikannya masing-masing.
Baik swasta maupun negeri memiliki permasalahan masing-masing. “Namun dengan duduk bersama saling bertukar pengalaman dan bisa saling berbagi, sehingga dapat menemukan solusi bersama terkait permasalahan-permasalahan yang selama ini muncul, dan membangun kepemimpinan yang lebih produktif serta inovatif, ” sampainya.
“Ajang workshop ini saya harapkan juga dapat mengingatkan kembali tugas dan tanggungjawab kepala sekolah yang cukup berat dalam rangka membawa lembaganya untuk menjadi lembaga yang unggul dengan ouput siswa yang unggul pula,” harap Pak Tirto_sapaan sehari-harinya.
Sementara itu Mufi Imron Rosyadi mencermati kualitas guru yang saat ini juga bergantung pada kualitas kepala madrasahnya.
“Banyak guru yang bagus namun sulit berkembang karena dibatasi geraknya oleh kepala madrasah. Terkadang kepala madrasah juga tidak memahami satu persatu kualitas guru-gurunya sehingga menyerahkan tanggungjawab kelas sepenuhnya pada guru tanpa pernah ada supervisi ke kelas-kelas,” ungkapnya.
Hal ini yang menyebabkan kualitas pendidikan di lembaganya menjadi tidak terukur,” tegas Mufi Imron Rosyadi.
Menurutnya, peran kepala di madrasah memang lebih berat dibandingkan dengan di sekolah dasar negeri. Mereka harus bertanggungjawab pada banyak hal termasuk ketersediaan sarpras, manajemen keuangan, manajemen sekolah, sehingga kemudian mengabaikan kualitas pendidikan.

“Padahal kualitas pendidikan itulah yang akan dinilai oleh masyarakat, sehingga kepala madrasah memang sebaiknya bisa memahami keseluruhan keberlangsungan lembaga baik dari sisi manajemen maupun kualitas pendidikan,” terangnya.
Kegiatan workshop ini dapat terselenggara atas kemitraan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kemenag Kabupaten Sidoarjo.
Dilaksanakan selama 2 hari, peserta yang kesemuanya adalah kepala sekolah dan pengawas diingatkan kembali akan tugas dan tanggungjawabnya, yakni sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator.
Seluruh peserta juga diberikan materi tentang growth mindset, kesetaraan gender dalam dunia pendidikan, dan pendidikan perubahan iklim.
Iqbal, salah satu peserta dari kepala MI menyambut baik workshop ini karena dapat duduk bersama dengan para kepala sekolah dasar.
“Saya senang mendapatkan kesempatan duduk bersama kepala sekolah dari SD. Apalagi dalam kelompok kami harus berbaur dengan peserta dari SD. Dengan begitu kami bisa membangun jejaring dengan SD dan bisa saling bertukar pengalaman,” katanya.
“Bisa jadi kedepan kami bisa saling melakukan studi tiru dan berbagi pengalaman antara SD dan MI,” harap Iqbal.(mad)







