SURABAYA (RadarJatim.id) – Pembelajaran berbasis digital yang digagas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya saat Pandemi Covid-19 diakui dunia. Kamis (7/12) malam, pembelajaran berbasis digital tersebut memperoleh dua penghargaan sekaligus. Pertama, penghargaan dari badan dunia UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemedikbudristek).
Dalam penghargaan dari UNESCO dalam UNESCO-ICHEI Higher Education Digitalization Pioneer Case Award yang diselenggarakan di Shenzhen, China, ITS bersaing ketat dengan 131 perguruan tinggi dari 42 negara yang lolos seleksi.
Penghargaan diberikan kepada ITS atas serangkaian aktivitas pengembangan akademik ITS selama tahun 2020-2022 bertajuk Intelligent Learning and Smart Campus yang dikoordinasi langsung oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT.
Apresiasi dari dewan juri antara lain dalam hal pembuatan regulasi dan kesiapan infrastruktur pembelajaran daring yang dilakukan sebelum pandemi, insentif kuliah online, hibah inovasi praktikum daring, MOOC, riset flagship intelligent learning, tablet merah putih Digits, dan aktivitas pengembangan akademik lainnya.
“ITS menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mendapat penghargaan dari UNESCO dalam ajang tersebut,” kata Prof Adi Soeprijanto.
Sementara itu di Jakarta pada saat yang sama, ITS juga memperoleh penghargaan terbaik kedua untuk Program Bantuan Penyelenggaraan dan Pembelajaran Digital (P3D) dari Dirjen Dikti Kemedikbudristek. ITS diwakili oleh dua tim yang diketuai oleh Dr Lila Yuwana dan Henning Titi MKom.
Pengakuan Internasional
Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari, MEng mengatakan, ITS telah membangun seluruh perangkat regulasi dan infrastruktur serta menjalankan pembelajaran daring sejak Februari 2020 sebelum pandemi. Pemberlakuan pembelajaran berbasis digital ini memang sudah disiapkan sebelumnya.
“Waktu itu kami hampir mandek total. Aktivitas perkuliahan, manajemen, hingga proyek-proyek pembangunan infrastruktur semua terganggu. Bahkan saya beserta beberapa pejabat dan warga ITS, juga sempat terpapar virus Corona sehingga harus menjalani perawatan intensif dan isolasi di rumah sakit,” katanya mengenang.
Dikatakannya, saat itu ITS membuat aplikasi myITS Classroom untuk memfasilitasi perkuliahan daring. Semua mahasiswa dan dosen ITS sudah didaftar sesuai jadwal perkuliahan berdasarkan SIM Akademik. Pada myITS Classroom tersedia list kelas yang diikuti setiap mahasiswa.
Selain itu di ITS juga diterapkan pembelajaran asynchronous yang bisa diakses melalui LMS (learning management system), di mana dosen sudah menyiapkan materi kuliah dan mahasiswa bisa mengakses kapan saja dan di mana saja dengan fleksibel.
Ashari bersyukur atas penghargaan yang diperoleh dari UNESCO. Prestasi ini adalah hasil kerja bersama seluruh keluarga besar ITS, untuk itu Ashari menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas kontribusi semua pihak. (rio)