ROAD TO GEDUNG DEWAN
Tulisan berseri Pemilu Legislatif 2024. Kajian potensi kekuatan parpol per Dapil, baik ditingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Bagaimana peran milenial dan juga keterwakilan perempuan?
SIDOARJO (RadarJatim.id) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo telah resmi menutup rangkaian pendaftaran bakal calon anggota legislatif tingkat kabupaten pada Minggu (14/05/2023) pukul 23.59 WIB kemarin.
Dari 18 partai politik (parpol) peserta Pemilu, hanya Partai Garuda saja yang tidak mendaftarkan diri. Sedangkan 17 parpol lainnya sudah mendaftarkan jagoannya masing-masing untuk bertarung di Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2024.
Selama 14 hari masa pendaftaran, mayoritas parpol menyerahkan daftar nama Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) dengan jumlah maksimal, yaitu 50 orang.
Diantara daftar nama Bacaleg yang diserahkan oleh masing-masing parpol ke KPU Sidoarjo, terdapat nama-nama incumbent dan public figure yang turut bergabung.
Nanang Haromain, salah satu pemerhati politik Sidoarjo mengatakan bahwa secara umum di Daftar Calon Sementara (DCS) ini tidak banyak memunculkan nama-nama populer sebagai penantang baru, Rabu (17/05/2023).
“Meski begitu, kontestasi Pileg di tahun 2024 nanti diprediksi bakal seru dan lebih menarik ketimbang di tahun 2019 kemarin,” katanya.
Menurut Nanang, hal ini terlihat dari DCS masing-masing parpol yang rata-rata sebagian besar mengusung Bacaleg muda potensial. “Hal ini wajar, karena proporsi pemilih muda (usia 17-39 tahun, red) diprediksi mendekati 60 persen berdasarkan survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies, red) 2022 dan berpotensi menjadi penentu kemenangan pada kontestasi politik di 2024,” terangnya.
Nanang meyakini bahwa sejumlah figur milenial dan mempunyai potensi ini, sudah masuk radar sejumlah parpol untuk mengamankan dukungan elektoral dari segmen pemilih milenial.
Adapun figur milenial potensial menurut lelaki berambut putih itu, antara lain ada nama Rafi putra dari H. Subandi yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Sidoarjo, Golkar mengusung Dian Felani selaku Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sidoarjo dan Adiel Muhammad Kanantha putra dari politisi senior Golkar, Adies Kadir.
Dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ada nama Samsul Hadi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Sidoarjo, Praditya Win Hendrarso putra dari mantan Bupati Sidoarjo (1999-2004, 2004-2009) serta Herman tokoh muda PDIP Kecamatan Wonoayu.
Zahlul Yussar selaku ketua partai termuda yang juga incumbent di Pemilu 2019 akan langsung memimpin barisan muda Partai Demokrat bersama bendahara Adit Hananta serta Nabil anak mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sidoarjo Jalaluddin Alham.
Sementara itu, dibarisan Partai Nasdem ada nama Dimas Zakariyah dan Aditya putra dari Kepala Desa (Kades) Semampir Sedati. Jadid Taqwa akan berduet dengan Syifa mewakiki Partai Amanat Nasional (PAN), Syifa sendiri adalah adik mantan Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Khulaim Junaedi.
“Masih ada nama Ayu Oktaviana yang juga masih kerabat dari Khulaim dan Taufikqulbar,” ucapnya.
Dari Partai Gerindra ada nama Sujayadi selaku Sekretaris DPC Gerindra Sidoarjo yang akan bahu membahu bersama Abdul Mughis, Izzudin Kahfi, Tri Kisnowo Hadi, Ika Putri, Pratama dan Zayyin serta masih banyak lagi Caleg-caleg milineal dari parpol lain yang juga akan berpotensi memberikan kejutan di Pileg 2024.
Untuk itu, Nanang berharap bahwa dengan tampilnya figur-figur potensial yang ikut berkontestasi bakal terpilih di Pemilu 2024 nanti, sehingga membawa nuansa baru serta mampu menyalakan api perbaikan kinerja wakil rakyat yang selama ini cenderung gagap dan stagnan.
Lalu bagaimana dengan peluang para incumbent dan petarung-petarung gaek?
Menurut Nanang, para incumbent tetap punya peluang besar termasuk juga para petarung-petarung lama yang akan mencoba meraih peruntungannya kembali.
“Pengalaman berkontestasi di Pemilu sebelumnya adalah modal besar yang tidak dipunyai calon-calon lainnya. Tetapi kalau ada yang diuntungkan dari kondisi ini, tentulah para anggota dewan yang saat ini menjabat,” urainya.
Dengan fungsi kedewanannya, mereka punya ruang lebih untuk bisa intens menyapa masyarakat. Fungsi political brandingnya separuh jalan sudah dilampaui. “Tinggal menjaga ritme dan rajin turun lapangan menyapa konstituen. Karena kecenderungan trend politik di banyak tempat, 50-60% incumbent akan terpilih kembali,” tambah mantan Komisioner KPU Sidoarjo itu (bersambung). (mams)







