TULUNGAGUNG (RadarJatim.id) — Kabar membanggakan datang untuk masyarakat Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Memasuki usia ke-820 tahun, kabupaten yang kini dipimpin oleh Bupati Gatut Sunu Wibowo itu mendapat kado istimewa berupa penetapan Jaranan khas Tulungagung, Sentherewe, sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Penetapan ini menjadi pengakuan resmi terhadap nilai sejarah, filosofi, hingga estetika tinggi yang terkandung dalam kesenian tradisional kebanggaan masyarakat Tulungagung.
“Penetapan ini adalah bukti nyata akan nilai historis, filosofis, dan estetika yang terkandung dalam Jaranan Sentherewe,” ujar Bupati Gatut Sunu, Senin (17/11/2025).
Ia menegaskan, pengakuan tersebut juga merupakan bentuk penghargaan bagi para seniman dan warga yang selama ini menjaga serta melestarikan kesenian tradisi tersebut. Bupati Gatut Sunu menekankan, bahwa status WBTB bukanlah akhir dari perjalanan pelestarian budaya. Menurutnya, justru momen ini harus menjadi pemantik semangat untuk lebih giat memajukan seni tradisi.
“Dengan penetapan status WBTB ini, kita semua dituntut semakin berkomitmen untuk melestarikan, mendokumentasikan, hingga mempromosikannya agar Jaranan Sentherewe tidak punah ditelan zaman,” lanjutnya.
Tak hanya Sentherewe yang meraih prestasi, Kabupaten Tulungagung yang berada di pesisir Selatan Jawa Timur ini juga mendapat kabar baik lainnya. Reog Kendhang bersama Jaranan Sentherewe turut meraih penghargaan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) dari Kementerian Hukum Republik Indonesia. Penghargaan ini memberikan perlindungan hukum sekaligus hak kekayaan intelektual komunal bagi dua kesenian tersebut.
“Dengan pengakuan ini, kita mendapat jaminan bahwa identitas budaya kita terlindungi secara legal. Ini memberi semangat baru bagi para pelaku seni untuk terus berkreasi tanpa khawatir akan klaim pihak lain,” ungkap bupati yang juga merupakan kader Partai Gerindra itu.
Ia berharap dua penghargaan besar ini mampu mendorong inovasi serta pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya. Menurutnya, penguatan budaya lokal akan berdampak langsung pada kemajuan pariwisata sekaligus kesejahteraan masyarakat. Bupati yang akrab disapa Bupati GS itu juga mengajak generasi muda untuk turut menjaga keberlanjutan budaya daerah.
“Kita harus memastikan Jaranan Sentherewe dan Reog Kendhang tetap hidup dan berkembang. Budaya yang kuat adalah fondasi bagi bangsa yang bermartabat,” tegasnya.
Bupati Gatut Sunu juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus merayakan identitas budaya Tulungagung.
“Mari kita jadikan Pesona Budaya Tulungagung sebagai panggung kebanggaan bersama—tempat kita merayakan identitas sekaligus janji untuk masa depan budaya yang lebih gemilang,” tutupnya penuh semangat. (mal)





