GRESIK (RadarJatim.id) — Di era digital yang penuh dengan tantangan moral, peran kepala sekolah menjadi kunci utama dalam menanamkan nilai integritas dan etika sejak dini bagi murid-muridnya. Di SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb Primary School), Fony Libriastuti, MSi, sang Kepala Sekolah, hadir sebagai teladan yang inspiratif.
Ia memimpin dengan visi kuat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang jujur, adil, dan bertanggung jawab, serta memimpin dengan penuh inspirasi. Tak hanya itu, ia juga menjadikan sekolah sebagai oasis nilai-nilai Islam yang kuat dan inklusif.
Sebagai pemimpin transformasional, seperti dijelaskan dalam teori kepemimpinan transformasional oleh James MacGregor Burns, kepala sekolah tidak hanya mengatur rutinitas harian, tapi juga menginspirasi seluruh warga sekolah untuk berubah menjadi individu yang lebih baik. Teori ini menekankan bagaimana pemimpin dapat memotivasi pengikutnya melalui karisma, intelektual stimulasi, dan perhatian individual, sehingga nilai-nilai etika seperti kejujuran, disiplin, dan empati menjadi bagian dari budaya sekolah.
Inisiatif nyata yang diterapkan di SD Mugeb ini mencerminkan pendekatan humanis yang layak diteladani, yakni berinfak pagi sebelum pelajaran dimulai. Setiap pagi, siswa dan guru diajak berinfak secara sukarela sebagai bentuk latihan kedermawanan dan keikhlasan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter (PPK) SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb Primary School) Nur Hamidah, SPd, menyampaikan, pembiasaan baik ini bukan hanya ritual, tapi pelajaran etika Islam yang mengajarkan integritas dalam berbagi, sesuai ajaran Muhammadiyah tentang zakat dan infak.
Salam, Senyum, Sapa, dan Password Bulanan di Gerbang Sekolah: saat memasuki gerbang, peserta didik wajib menyapa dengan salam hangat, senyum ramah, dan membaca password bulanan berupa hadis pilihan, seperti: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya” (HR. Bukhari-Muslim).
Kata Mida, sapaan akrab Nur Hamidah, rutinitas ini membangun disiplin, rasa hormat, dan kesadaran etis sejak detik pertama di sekolah, menciptakan suasana positif yang menular.
Kantin Kejujuran
Kantin sekolah dirancang, setiap siswa mengambil barang yang dibutuhkan dan membayar sendiri sesuai dengan apa yang dibeli. Mida menegaskan, inisiatif ini melatih kejujuran intrinsik.
“Ini mengajarkan, bahwa integritas adalah pilihan pribadi yang selaras dengan nilai-nilai Islam tentang amanah dan tanggung jawab, sambil mendorong rasa percaya diri dalam menghadapi godaan,” ungkapnya.
Menurut buku monitoring perilaku peserta didik yang setiap satu bulan sekali dikumpulkan ke bidang PPK (Pembiasaan dan Pembinaan Karakter), selalu dilakukan pengecekan berapa pelanggaran yang sudah dilakukan oleh peserta didik dalam kurun waktu satu bulan terserbut.
Nur Hamidah juga menyampaikan, dengan inisiatif-inisiatif ini, sekolah berhasil menurunkan 25% insiden pelanggaran etika, seperti ketidakjujuran. Siswa kini tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya pintar, tapi juga berakhlak mulia. Ini menjadi bukti nyata kekuatan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan dasar. (sha)
Kontributor: Nauroh Zahwa Fuadah







