SIDOARJO (Radarjatim.id) Upaya pemenuhan kebutuhan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Mereka harus diberikan akses, peluang dan kesempatan pekerjaan yang layak, sesuai dengan keahliannya.
Agar lebih kompenten mereka juga harus diberikan pelatihan kerja terlebih dahulu. Sebagaimana amanah UU nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pelatihan kerja yang dimaksud adalah pelatihan yang inklusif dan tanpa diskriminasi.
Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Ditjen Binalavotas), memberikan perhatian dan prioritas dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Dengan harapan mereka memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri atau pengguna tenaga kerja.
Sehingga pada tahun 2022 ini ditargetkan melatih sebanyak 1000 penyandang disabilitas, melalui Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di seluruh Indonesia.
Berbagai program pelatihan, metode, dan skema/pendekatan disiapkan dan difasilitasi oleh BPVP Sidoarjo, salah satu diantaranya dengan metode Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Metode ini sangat efektif, karena para penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan akan langsung dilatih di tempat kerja oleh karyawan/instruktur yang ditunjuk oleh DUDI, sehingga para peserta akan mendapatkan kompetensi dan merasakan secara langsung suasan bekerja di DUDI (baik aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja).
Bentuk kongkrit yang dilakukan adalah melalui kolaborasi dan sinergi antara BPVP Sidoarjo dengan PT. Widaya Inti Plasma dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRESINDO) Jawa Timur, yang telah melatih 34 orang, yang 16 orang penyandang disabilitas (khususnya tuna rungu-tuna wicara). “Mereka dilatih selama 20 hari, dengan program pelatihan pembuatan alas kaki,” kata Kepala BPVP Sidoarjo Muhammad Aiza Akbar.
Melihat dan belajar dari pengalaman implementasi program pelatihan DUDI dengan target penyandang disabilitas, maka program-program seperti ini akan terus dilanjutkan bahkan di tingkatkan jumlahnya. “Karena memberikan dampak dan manfaat yang sangat positif khususnya bagi penyandang disabilitas dan industri pengguna,” terang Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan (Stankomproglat) Kementerian Ketenagakerjaan Muchtar Azis, pada Jumat (21/10/2022) pagi.
Program-program seperti ini akan terus ditingkatkan kualitasnya, termasuk kolaborasi dengan industri yang lebih luas lagi. “Kolaborasi dengan DUDI, asosiasi industri, Kadin, Apindo sangat diperlukan, agar masyarakat mendapatkan pekerjaan yang layak dengan bekal kompetensi yang sesuai, khususnya bagi penyandang disabilitas. Disinilah antara lain peran strategi dari setiap BPVP yang dimiliki oleh Kemenaker,” terang Muchtar Azis.(mad)







