Sidoarjo (radarjatim.id) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin, Sabtu (18/1/2020).
Sidak dilakukan oleh Gubernur Jatim Khofifah karena akhir-akhir ini harga cabai rawit di pasar tradisional mengalami kenaikan disebabkan kelangkaan stok dari petani menipis.
“Ada beberapa wilayah yang terendam banjir, sehingga mempengaruhi luasan panen cabai,” katanya.
Diungkapkan oleh Khofifah bahwa awal musim hujan ada penurunan produksi cabai, namun demikian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memastikan bisa mensuplai kebutuhan cabai masyarakat.
Karena menurut Khofifah bahwa luas lahan yang ditanami cabai diwilayah Jatim sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan.
“Di Jatim ada 5 ribu hektare lahan yang ditanami cabai. Luas tersebut jauh di atas yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Di Pasar Desa Ngaban harga cabai rawit mengalami kenaikan, dari Rp 35.000/kilogram naik menjadi Rp 80.000/kilogram.
Selain melakukan Sidak harga cabai, Khofifah juga memastikan stok kebutuhan gula pada posisi aman karena produksi gula tahun 2019 dari 8 pabrik gula di Jatim sebanyak 1.046.855 ton dalam setahun.
“Sampai dengan 14 Januari 2020 sebanyak 185.785 ton,” ucapnya.
Akan tetapi jumlah kebutuhan gula di Jatim pada bulan Januari sampai dengan Mei 2020 sebanyak 175.500 ton dengan rincian konsumsi 0,9 kg/kapita/bulan sehingga ada surplus 10.000 ton gula.
“Sedangkan musim giling baru berjalan pada bulan Mei 2020,” ujarnya.
Makanya harus dilakukan pengecekan terkait adanya kontrak jual beli dengan daerah lain, karena Jatim menjadi penyuplai 16 provinsi lain di Indonesia.
Sebagai upaya memastikan stok gula aman, maka dilakukan operasi pasar di seluruh kabupaten/kota bekerjasama dengan Pabrik Gula (PG), distributor dan Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai 14 Januari 2020 lalu, termasuk pada hari ini di Pasar Desa Ngaban. (tot/mams)





