NGANJUK (RadarJatim.id) — Masjid Al-Huda Bogo di Kelurahan Bogo, Kecamatan. Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023) sore mendadak ramai. Belasan santri mendatangi masjid itu, bukan untuk salat, melainkan mengikuti kegiatan bertajuk “Uji Kompetensi Baca Al Quran (UKBA)”.
Kegiatan tersebut diikuti 19 peserta yang berasal dari 4 level (level 1/jilid 1—2, level 2/jilid 3—4, level 3/jilid 5—6, dan level 4 (juz amma—Al Quran)).
“Kegiatan UKBA bertujuan standardisasi belajar Al Quran para santriwan/santriwati sehingga sesuai dengan tajwid. Ujian kompetensi berfokus pada pembinaan bacaan Al Quran, hafalan surah-surah pendek, dan bacaan sholat. Setiap level memiliki tingkat kesukaran yang berbeda,” tutur Tasya Azzahra, salah satu penguji.
Menurut Koordinator UKBA ini, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Program Bina Baca Al Quran (BBQ) besutan mahasiswa KKN-T 11 yang sudah berjalan sejak April 2023. UKBA lebih ke pembuktian atas kompetensi santriwan/santriwati dengan ditunjukkan dari kefasihan dalam penerapan materi. Dengan begitu kompetensi yang dimiliki setiap individu tepercaya.
Hal senada diungkapkan Siti Munawaroh, Kepala TPQ Al-Huda. Menurutnya, program UKBA merupakan terobosan yang bagus, karena menyamakan kualitas pembelajar Al Quran. Maka, terlahirlah sosok yang benar-benar berkompeten dalam Al Quran dan bisa menjadi penerus Muzzamil Hasballah.
“Program UKBA membawa harapan bagi pengajar TPQ agar kualitas keilmuan santriwan/santriwati dalam belajar Al Quran dapat meningkat. Selain bagi pengajar, harapan juga dapat dirasakan santriwan/santriwati yang mendapat pengalaman baru belajar bersama mahasiswa KKN-T 11 sehingga termotivasi dalam belajar Al-Qur’an.
UKBA berlangsung selama satu jam, pukul 16.00—17.00 WIB. Peserta secara bergantian menuju penguji masing-masing. Penilaian berlangsung berdasarkan kelancaran mengaji, setoran hafalan surah-surah pendek, dan bacaan sholat ambang batas nilai minimum untuk mendapatkan sertifikat adalah 75. Untuk yang belum mencapai ambang penilaian, diputuskan mengulang di periode berikutnya.
Fatin, salah satu peserta dari level 3 mengungkapkan ketertarikannya mengikuti kegiatan ini, karena bisa mengukur kompetensinya berkait Al Quran. Dia berharap, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini.
“Semoga selepas UKBA terdapat tindak lanjut berupa pembinaan agar keilmuannya tidak cepat hilang,” pungkasnya. (red)
Reportase: Miftahul Afifur Rohman, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unesa.







