SURABAYA (RadarJatim.id) Komisi D DPRD Kota Surabaya mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang memberikan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) secara gratis bagi balita di seluruh Puskesmas. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Program ini dinilai sebagai bentuk kepedulian dan respons cepat Pemkot dalam mengantisipasi potensi lonjakan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama musim pancaroba.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ais Shafiyah Asfar, mengatakan bahwa kebijakan vaksinasi gratis merupakan langkah strategis untuk melindungi kelompok rentan, terutama anak-anak, dari risiko pneumonia yang menjadi salah satu penyebab utama ISPA.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Dinkes yang menggratiskan vaksin PCV bagi balita. Ini bukti bahwa Pemkot tanggap terhadap potensi peningkatan kasus ISPA, khususnya di masa perubahan cuaca seperti saat ini,” kata Ais Shafiyah Asfar, Senin (27/10/2025).
Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa Surabaya ini berharap, melalui vaksinasi gratis ini angka pneumonia pada balita dapat ditekan secara signifikan. Pihaknya menekankan pentingnya pemerataan pelaksanaan vaksinasi agar seluruh anak di Surabaya bisa mendapat perlindungan yang sama. Dikatakan, hal yang paling penting adalah memastikan program ini berjalan merata dan berkelanjutan.
“Dinkes juga perlu menjamin ketersediaan vaksin di semua wilayah serta melakukan sosialisasi masif agar masyarakat tahu manfaatnya,” tegasnya.
Komisi D DPRD Surabaya akan terus mengawal pelaksanaan program kesehatan, termasuk vaksinasi PCV. Tujuannya agar program ini bisa berjalan optimal dan tepat sasaran. Pencegahan seperti ini dinilai penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok usia rentan seperti balita.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyampaikan bnahwa vaksinasi PCV menjadi bagian dari strategi komprehensif Pemkot dalam menghadapi penyakit musiman.
“Berdasarkan data selama 10 tahun terakhir, kasus ISPA di Surabaya menunjukkan tren fluktuatif yang sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca, kondisi lingkungan, serta mobilitas penduduk,” katanya. (RJ1/RED)







