GRESIK (RadarJatim.id) — Perasaan gembira bercampur bangga, sekaligus panik menyelimuti suasana hati puluhan siswa kelas 6 SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa timur, Senin (2/6/2025). Sekolah di komplek Perumahan Griya Karya Giri Asri (GKGA) Kedanyang ini memiliki cara unik saat menyampaikan pengumuman kelulusan yang menguras emosi para siswanya. Apa itu?
Seperti dirasakan Ayu Wandira Arya Putri, salah satu siswa yang siap menerima informasi kelulusan. Pagi itu, ia baru saja mendapatkan kabar kelulusan dirinya dan teman-teman seangkatannya dari sekolah. Suasana hati yang berasa gado-gado ini serasa melewati roller coaster. Bagaimana tidak, semenjak pagi di awal pertemuan –setelah menikmati pekan liburan–, mereka mendapat kabar akan adanya beberapa siswa yang harus mengulang lagi pembelajaran kelas VI tahun ajaran depan, alias tidak lulus.
“Pagi setengah siang ini, saya dan juga kawan-kawan begitu senang dan gembira, plong rasanya. Lima belas menit lalu perasaan kami bercampur-aduk, senang sekaligus gelisah, karena ada info, bahwa ada di antara kami yang tidak lulus,” ungkapnya.
Selain Ayu Wandira, perasaan serupa juga dirasakan teman-temannya yang lain. “Gak ada yang tidak bahagia, semua senang begitu menerima info yang valid dan fix, meski sebelumnya emosi seperti diacak-acak,” tambah Khansa Sabiha Syahra Achmad.
Pagi hingga menjelang siang seputar kabar kelulusan, ke-38 siswa kelas 6 ini nampak gelisah dan bertanya-tanya. Namun, kabar baik akhirnya sampai juga ke para siswa SD Almadany ini melalui sepucuk surat yang diletakkan di bawah kotak nasi yang disiapkan oleh bunda-bunda Paguyuban Kelas 6.
Pengumuman Kelulusan di Kebun Sekolah
Berbeda dengan sekolah lain yang umumnya menyempaikan informasi kelulusan siswanya berlangsung di dalam ruangan. SD Almadany Gresik menyampaikan pengumuman kelulusan dengan cara unik, di kebun sekolah dengan pemandangan tanaman yang ijo royo-royo. Tak hanya itu, pihak sekolah juga memainkan “drama singkat” yang dipertontonkan kepada para siswanya.
Di atas kursi yang tertata membentuk 3 baris di kebun sekolah itu, seluruh siswa nampak gelisah, dag dig dug menunggu pengumuman yang segera disampaikan. Kepala SD Almadany Nur Ainy, SPd, MPd, didampingi guru kelas 6 Cococs Nucifera yang juga Waka bidang Humas dan Sarpras, Mahfudz Efendi SPd, Gr, MM, dan guru kelas 6 Tectona Grandis, Izza Novitasari, SPd, secara bergiliran menyampaikan pesan dan kesan mereka.
Nur Aini berpesan agar nantinya apa pun yang terjadi, para siswanya tetap menerima keputusan yang disampaikan dengan lapang dada.
”Berbesar hatilah apa pun (kabar) yang akan kalian terima,” ujar Nur Aini dengan mimik serius yang memancing penasaran anak didiknya.
Kemudian Nur Aini melanjutkan, jika nantinya ada yang (terpaksa) tidak lulus, ia berpesan agar teman-temannya memberikan dukungan dan tidak mem-bully. Ia juga minta agar mereka saling menguatkan dan memberikan semangat untuk tetap mengulang di kelas 6 bersama ustadz/ustadzah di SD Almadany.
Mendapat pesan tersebut, para siswa pun saling berpandangan dan menebak-nebak. Pikiran mereka liar ke mana-mana untuk menangkap pesan sesungguhnya yang akan terjadi. Hingga akhirnya, Mahfudz Efendi menyampaikan, bahwa surat kelulusan telah diletakkan di meja masing-masing, di bawah kotak nasi kuning yang disiapkan para bunda atau wali siswa mereka di ruang kelas.
Tanpa menawar sedikit pun, para siswa kemudian kembali ke ruang kelas masing-masing dengan membawa kursinya dan meletakkannya di depan meja. Nampak beberapa siswa mengepalkan kedua telapak tangan sembari berdoa sebelum membuka amplop surat itu.
“Setelah ada aba-aba, kalian boleh membuka amplop secara bersamaan. 1 …2…3…. Bismillah, silakan dibuka,” ujar Izza Novitasari memberikan aba-aba.
Para siswa kemudian membuka amplop yang telah berada di genggaman mereka. Setelah melihat isi suratnya, mata mereka berkaca-kaca, ada yang langsung merangkul teman sebelahnya. Ada pula yang langsung mengucap syukur. Dan, tak jarang yang menenteskan air matanya dan menangus sesenggukan begitu melihat isi pengumuman.
Mereka pun serentak bergerak menuju halaman gedung baru sekolah dan secara bersama-sama melemparkan ke udara jaket almamater yang sedari tadi dipakai. Setelah jatuh di tanah, jaket-jaket itu pun mereka pakai sebagai alas untuk melakukan sujud syukur.
Nur Aini yang sejak awal menyaksikan “drama” yang diskenariokan, lalu menyampaikan rasa syukurnya dan melempar senyum lebarnya ke para siswanya. Senyum yang mengisyaratkan, bahwa permainan telah berakhir. Pihak sekolah sengaja “mempermainkan emosi” dengan menciptakan konflik psikologis hingga klimaksnya: happy ending, karena mereka dinyatakan lulus 100 persen.
“Alhamdulillah, dari 38 siswa kelas 6 Tahun Pelajaran 2024/2025 ini, kalian dinyatakan lulus 100 persen,“ ucapnya bangga. (har)
Kontributor: Mahfudz Efendi







