SURABAYA (Radarjatim.id) – Sebanyak 13 mahasiswa dari Fakultas Keperawatan Universitas Naresuan Thailand belajar pijat laktasi di Kampung ASI Wonokromo Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan bersama mahasiswa dan dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FKK Unusa) serta kader Kampung ASI binaan Unusa, sebagai wujud program international community service.
Mahasiswa Thailand, Phagita Saengchote dan Kanira Faohaphon mengungkapkan, bahwa kegiatan pijat laktasi menjadi pengalaman pertama, karena selama mereka belajar di Universitas Naresuan, mereka fokus ke keperawatan lansia.
Mereka mengaku mempelajari banyak hal tentang keperawatan bayi dan ibu yang baru melahirkan. Termasuk mengenal sistem pengembangan Kampung ASI. Phagita mengatakan, sangat senang bisa belajar selama seminggu di Surabaya.
“Banyak ilmu yang kami dapatkan dalam kegiatan di FKK Unusa ini. Khususnya pijat laktasi dan breast care, karena ini salah satu teknik yang bisa dilakukan ibu yang baru melahirkan agar dapat melancarkan proses menyusui,” ungkapnya di Balai RW 03 Karangrejo 2 Kelurahan Wonokromo, Kota Surabaya, kemarin.
Penanggung jawab Kegiatan International Community Service, Hinda Novianti M.Kes., mengungkapkan, kampung ASI adalah program yang disiapkan untuk memfasilitasi atau meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Sekaligus mengajak mahasiswa luar negeri untuk praktik langsung bersama kader Kampung ASI serta mahasiswa Unusa.
“Capaian pemberian ASI eksklusif itu masih relatif rendah sehingga untuk meningkatkan (pemberian ASI eksklusif) itu maka dibentuklah sebuah kampung yang harapannya bisa mensupport pemberian ASI di wilayah itu,” ungkapnya.

Dosen Prodi Kebidanan Unusa ini menambahkan, ada program pelatihan bagi kader Kampung ASI tentang laktasi, misalnya bagaimana melancarkan produksi ASI. Kader yang ada di setiap Rumah ASI sebanyak lima orang. Kampung ASI yang dibina Prodi Kebidanan Unusa ada di kelurahan Wonokromo. Pada tahun 2018, ada satu RW di kelurahan Wonokromo yang sudah mendirikan Kampung ASI. Setelah itu mereka (kader) datang ke Unusa meminta dibina terkait dengan Kampung ASI tersebut.
“Kita ajari kader pijat oksitosin. Jadi dipijat untuk stimulus hormon oksitosin untuk pengeluaran ASI. Kemudian kita fasilitasi kader dengan berbagai alat untuk menyimpan ASI, seperti botol kaca. Kita juga mengajari cara memompa ASI, cara menyimpannya, sampai cara merawat peralatannya,” paparnya.
Kader Surabaya Hebat (KSH) Mimik Astuti mengapresiasi kolaborasi antara Kader Kampung ASI Harapan Bangsa dengan FKK Unusa. Kader telah bertugas mendata para ibu hamil secara lengkap dan akurat. Begitu juga data dan jumlah balita.
“Pada kehamilan trisemester ketiga, kita baru mendekati untuk kunjungan dan pendataan serta menyarankan menggunakan ASI Ekslusif untuk enam bulan pertama,” kata Mimik. (rio)







