SIDOARJO (RadarJatim.id) – Mengawali tahun ajaran baru 2023-2024 semua sekolah untuk melakukan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Begitu juga SD Nurul Fikri Sidoarjo, agenda rutin bertajuk Student General Meeting yang akan diadakan pada tanggal 17 Juli-21 Juli 2023. Dengan mengusung tema ‘Satukan Visi, Lakukan Misi, Eratkan Sinergi Melalui Permainan Tradisional’.
Ada sekitar 17 mainan tradional yang hampir punah, kini dilestarikan lagi oleh SD Nurul Fikri yang terletak di Jl. Raya Saimbang Desa Kebonagung Kec. Sukodono Sidoarjo melalui peserta didiknya.
Dalam hal ini, Nufi bukan hanya mengenalkan lingkungan sekolah, khususnya bagi murid baru kelas 1 ataupun mereview kembali beberapa aturan yang berlaku serta dinamika kelas. Namun, juga menggelar pesta dolanan besar-besaran bagi murid-muridnya yang berjumlah 496 anak terhitung dari kelas 1-6. Sebut saja permainan indoor yang terdiri dari congklak, krempyeng, lidi, sentil dan lempar karet, sebulan, yoyo, bekel, karambol, balon, gasing serta ketapel. Di samping itu, juga ada permainan outdoor seperti engkle, bakiak, lompat tali, boi-boian, gobak sodor, rangku alu, dan kelereng.

Ustadzah Siti Maemunah S. Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Nurul Fikri menuturkan tentang pentingnya permainan tradisional. Ia menyebutkan bahwa permainan tradisional adalah sarana menakjubkan, yang tidak hanya menumbuhkan kecintaan terhadap NKRI, tapi juga sebagai sarana untuk membentuk jiwa sportif, kesungguhan, percaya diri dan kerjasama. “Selain itu, permainan tradisional dapat dijadikan sarana untuk menuntaskan motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan fokus, mengembangkan kemampuan koordinasi mata dan tangan, serta dapat menguatkan kemampuan spasial anak,” tutur Siti Maemunah, pada Senin (17/7/2023) pagi.
Lebih jauh, permainan tradisional yang sekarang sudah jarang ditemui tersebut telah memberi warna berbeda dalam hidup anak-anak. Athallah khalif Abisyar yang baru saja hadir sebagai anak kelas satu membagikan kesannya akan kegiatan tersebut. Ia merasa sangat berbahagia di awal sekolahnya. “Sekolah di Nufi sangat menyenangkan, saya sangat puas bermain bersama teman-teman yang baru,” ungkapnya.

Berbanding lurus dengan kakak kelas limanya yang bernama M. Kenzei Rahmatullah. Baginya permainan tradisional yang ia lakukan ternyata sangat seru, menantang dan variatif. Ia berharap kedepannya Nufi akan mengadakan agenda ini lagi, supaya bisa bermain lebih sering. Begitu juga dengan ananda Rifda Ayudia Inara yang mengaku sangat bersemangat untuk memainkan permainan yang ada.
“Saya berharap, semoga kedepannya semakin banyak sekolah yang sadar akan pentingnya membangun kembali chemistry anak terhadap permainan tradisional untuk masa depan generasi muda yang lebih baik. Apalagi mengingat keefektifan sarana tersebut dalam mengalihkan ananda dari gawai yang mendominasi hidupnya,” harap Ustadzah Siti Maemunah.(mad)







