SURABAYA (RadarJatim.id) Partai Amanat Nasional (PAN) semakin menjadi partai tempat para warga NU memperjuangkan aspirasi. Manuver PAN meluaskan cakupan segmen tersebut untuk meraih dampak elektoral yang lebih luas.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan strategi PAN dalam merekrut tokoh NU sangat tepat. Menurutnya, bukan tidak mungkin warga NU pada akhirnya memilih PAN.
“Itu bagian strategi PAN untuk memperluas ceruk pemilihnya, karena selama ini PAN identik dengan Muhammadiyah,” kata Adi.
Saat ini memang semakin banyak tokoh NU yang bergabung dengan PAN. Nama-nama tersebut yakni Gus Nuri dari pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani, dan Gus Afif dari Pondok pesantren Amanatul Ummah Mojokerto.
Berkat semakin meluasnya ceruk pemilih Islam, elektabilitas PAN juga terus meningkat. Hal ini terbukti dari rilis Indikator Politik Indonesia (IPI) terbaru pada bulan Juni dan menunjukkan PAN menjadi salah satu partai berbasis Islam yang kokoh dengan elektabilitas sebesar 3,1 persen.
Perolehan tersebut hanya di bawah PKB dan PKS. Secara umum elektabilitas PAN terus menunjukkan hasil yang positif. Survei IPI menunjukkan elektabilitas partai besutan Zulkifli Hasan tersebut pada bulan maret berkisar di angka 2 persen.
Sementara pada data terbaru, PAN meraih angka 3,1 persen. Oleh sebab itu, melihat tren elektabilitas PAN yang semakin menanjak, dia meyakini partai besutan Zulhas akan berhasil mengirimkan wakilnya ke DPR. Dia menyebut, PAN memiliki kemampuan untuk dapat melewati prediksi hasil survei.
“PAN ini kan partai spesialis lolos ke Senayan meski kadang dalam survei masih di bawah ambang batas parlemen,” pungkas Adi. (RJ/RED)







