SIDOARJO (RadarJatim.id) — Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMP Negeri 1 Krembung telah dimanfaat dengan sebaik-baiknya oleh pihak sekolah, selain sebagai sarana syiar kecintaannya pada Agama Islam, juga untuk melestarikan Budaya Jawa, dalam hal ini adalah Wayang.
Kepala SMP Negeri 1 Krembung Lilik Isnawangsih, S.Ag., M.Pd dalam sambutan pemubukaan, menuturkan kalau kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad di SMP Negeri 1 Krembung ini berhasil menggabungkan lomba, dakwah, kenalkan seni budaya Jawa, kebersamaan dalam satu peringatan.
“Selain menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW, peringatan Maulid Nabi ini juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa dalam memperkuat iman dan menjaga tradisi yang ada dilingkungan sekolah,” tuturnya.
Lanjutnya, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMP Negeri 1 Krembung tahun ini bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi wadah bagi siswa untuk mengasah bakat melalui lomba, memperdalam pemahaman agama lewat dakwah, sekaligus melestarikan budaya Jawa melalui media wayang.
Keberadaan seni budaya Jawa, dalam hal ini adalah wayang kulit, yang sudah semakin punah. “Oleh karena itu kami ikut serta melestarikan seni badaya Jawa, kami kenal kepada anak-anak, gelaran Wayang seperti apa. Seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam dakwahnya juga menggunakan media wayang,” terang Bu Lilik.
“Makanya kami hadirkan Ustad KH Lukman Hakim dari Mojokerto, yang tuasiyahnya menggunakan media wayang,” kata Bu Lilik.
Adapun rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad kali ini diantaranya dengan mengadakan lomba-lomba yang sangat meriah, mulai dari lomba Adzan, Bilal, Sholawat hingga MTQ yang telah digelar beberapa hari sebelum hari puncaknya.
Lomba-lomba tersebut tidak hanya meriah, tapi juga menjadi sarana untuk mengasah bakat, keberanian, dan kecintaan siswa terhadap syiar Islam.
Pada puncaknya (13/9/2025), Keluarga Besar SMP Negeri 1 Krembung berkumpul untuk mengumandangkan bacaan surat Yasin bersama-sama. Dilanjutkan dengan penampilan dari Grup Banjari Mahabbatur Rasul, serta tausiyah agama oleh Ustad Dalang KH Lukman Hakim.
Ustad Lukman Hakim cukup unik dengan menggunakan wayang sebagai media dakwah.

Dengan gaya khas budaya Jawa, cerita yang dibawakan terasa hidup, membuat siswa lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Selama tausiyah diiringi dengan Grup Banjari.
Setelah tausiyah selesai, kegiatan berlanjut dengan tasyakuran di setiap kelas bersama wali kelas. Siswa dan guru berkumpul, membaca doa bersama, kemudian menikmati hidangan yang telah disediakan.
Momen kebersamaan ini menjadi penutup manis dari seluruh rangkaian acara. “Kebersamaan siswa dan guru dalam tasyakuran di setiap kelas pun menjadi simbol kuatnya ikatan ukhuwah Islamiyah di lingkungan sekolah,” pungkas Bu Lilik.(mad)







