JAKARTA (RadarJatim.id) — Anak didik Sanggar DAUN kembali meraih prestasi tertinggi bidang kebudayaan dari Pemerintah RI, lewat Kementerian Kebudayaan, Rabu (17/12/2025) malam. Kali ini penghargaan bergensi itu diterima oleh pelukis remaja Aliya Murdoko (15 tahun).
Ia menerima penghargaan itu bersama 31 penerima lainnya yang umumnya para tokoh beken di bidangnya. Di antaranya, nama besar sastrawan si “Presiden Penyair Indonesia” Sutardji Calzoum Bachri, penyair gaek asal Madura yang dikenal dengan si Celurit Emas: D. Zawawi Imron, juga kurator seni rupa kawakan Agustus Dermawan T. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Sebagai pelukis muda yang fokus mengeksplorasi Cerita Panji, Aliya yang bernama lengkap Aliya Sakina Murdoko ini, telah berpameran tunggal karya-karya lukisnya tentang cerita panji, bahkan sampai dua kali. Pameran tunggalnya dengan tajuk “Panji Sacrifice” berlangsung paa 13-23 Januari 2024. Kemudian tanggal 3 – 16 Agustus 2025 kembali berpameran tunggal dengan tajuk “Cerita Panji, Menafsir Tradisi Topeng Malangan“. Pameran keduanya bertempat di Malang Creative Center (MCC) lantai 5 Jl. A. Yani No. 53, Blimbing, Malang, Jawa Timur.
Malam ini, 17 Desember 2025 bertempat di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta, Aliya Murdoko bersama 31 orang penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025, menerima Anugerah Kebudayaan dari Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.
Menurut Arik S. Wartono, Pendiri dan Pembina Sanggar DAUN, Anugerah Kebudayaan Republika Indonesia kategori Seni Rupa Anak dan Remaja ini merupakan penghargaan ke-5 yang diraih oleh anak didik Sanggar DAUN. Uniknya, penghargaan kategori ini (seni rupa anak) ternyata tidak pernah bisa diraih oleh anak lain di luar Sanggar DAUN.
Dikatakan, Aliya Murdoko belajar pada Sanggar DAUN sejak usia 3,5 tahun. Ia adalah peraih lebih dari 150 penghargaan internasional dan telah berpameran pada even seni rupa anak, serta berbagai festival budaya untuk anak di USA, UK, Inggris, Jepang, Jerman, Rusia, Latvia, Bulgaria, India, dan beberapa negara lainnya, sejak usia balita hingga sekarang. Aliya saat ini bersekolah di SMA National Leader School Malang (NLS) kelas 10.
“Saya bangga sekali atas prestasi yang diraih Aliya lewat penghargaan dari pemerintah pusat ini. Dan benar, bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Aliya telah membuktikannya dengan kerja keras dan penuh dedikasi,” tandas Arik, Rabu (17/12/2025) malam.
Ia menambahkan, tak banyak pelukis yang mengangkat tema cerita Panji, cerita rakyat asli Jawa Timur yang telah masuk daftar Memory of the World UNESCO sejak 31 Oktober 2017. Bahkan, lanjutnya, Aliya sampai hari ini tercatat sebagai satu-satunya pelukis yang telah berpameran tunggal dengan tema cerita Panji.
“Cerita Panji telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World (MoW) tahun 2017. Cerita ini berkembang mulai dari Jawa Timur pada abad ke14 Masehi dan berkembang pesat pada masa Majapahit. Cerita Panji memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara. Selain Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatra, kisah Panji juga menyebar hingga ke Thailand, Kamboja, Laos, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar,” katanya.
Dengan penghargaan ini, Aliya Murdoko membuktikan, bahwa Cerita Panji masih terus hidup dan memiliki relevansinya dengan perkembangan zaman dan alam pikir generasi anak dan remaja, hingga kini. (har)







