PASURUAN (RadarJatim.id) – Banyak cara untuk membentuk karakter dan membiasakan berperilaku baik pada diri siswa. SD Maarif Jogosari Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan memiliki metode menarik, yaitu melalui program Manziliyah Asah Karakter. Program ini kini tengah diikutkan dalam lomba Innovation Government Award (IGA) 2023 yang diselenggarakan Bappedalitbangda Kab. Pasuruan. Siap berkompetisi dengan puluhan nominator inovatif lainnya.
Kepala Sekolah SD Maarif Jogosari, Pandaan, Hj. Nurul Khusnaini, S.Pd., mengatakan secara bahasa kata manziliyah bermakna rumah. Tempat berkumpul dan berinteraksi antaranggota keluarga dan mengembangkan karakter positif maupun dalam upaya membentuk pribadi muslim yang sempurna.
“Jadi, Manziliyah itu program pengembangan karakter, sikap, dan perilaku siswa. Caranya melalui pembiasaan, pembinaan, dan pengawasan yang terpadu dan dengan melalui pola pendidikan asih-asah-asuh,” katanya seusai acara apel rutin Manziliyah di sekolah, Senin (19/6) pagi.
Setiap Senin, dua pekan sekali, seluruh siswa berkumpul di ruang Islamic Centre, untuk pembinaan dan arahan umum oleh teacher captain. Setelah itu mereka menghimpun dalam enam kelompok sesuai dengan program sekolah untuk mendiskusikan langkah dan strategi agar mereka dapat tampil menjadi kelompok yang terbaik. Ada reward yang menanti di akhir tahun.
Untuk memotivasi siswa agar tergerak untuk melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan maka di dalam Manziliyah diterapkan metode “penghargaan dan konsekuensi (reward and consequence). Setiap prestasi dan kebaikan yang dilakukan siswa akan mendapatkan penghargaan berupa penambahan nilai (poin). Sebaliknya setiap pelanggaran yang dilakukan siswa akan mendapatkan sanksi yang ditandai dengan pengurangan poin.
“Pada setiap akhir bulan akan diumumkan kelompok peraih angka tertinggi dan terendah. Lalu di akhir semester kelompok yang mendapatkan poin tertinggi dinyatakan sebagai kelompok terbaik dan berhak mendapatkan hadiah dari sekolah berupa uang pembinaan sebesar satu juta rupiah,” kata Kepsek Khusnaini.
Menurutnya, program ini telah berlangsung sejak tahun 2021 kemarin dan hasilnya signifikan. Siswa terdorong melakukan kebaikan seperti berinisiatif menyapu lantai sendiri, menyiram tanaman, dan segera melaporkan jika menemukan uang atau barang yang tertinggal di kelas. “Kalau ada temannya berkelahi juga berusaha dilerai, lalu dilaporkan ke teacher staf. Tidak lupa dengan membawa saksi sebagai bukti dia tidak mengada-ada,” katanya. (rio)







